Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Impian Besar Sound Designer Asal Bandung

Mediaindonesia.com
25/7/2020 12:15
Impian Besar Sound Designer Asal Bandung
Sound Designer Asal Bandung, Ajeng Canyarasmi yang kini meniti karier di Hollywood.(Dok.Pri)

TAHUKAH Anda bahwa suara-suara adegan perkelahian, tembak-tembakan, suara langkah kaki, ataupun adu senjata dalam film-film itu ternyata tidak berasal dari hasil rekaman saat syuting. Sebagian besar sound atau suara film- film produksi Hollywood itu dihasilkan melalui proses paskaproduksi yang disebut foley.

Baca juga: Masa Depan Film Italia dan Indonesia di Masa Pandemi Saat Ini

Dibutuhkan keterampilan khusus untuk menghasilkan suara persis aslinya. Sejumlah sutradara terkenal di Hollywood seperti David Lynch atau George Lucas menyebut sebuah film terdiri dari 50% gambar atau visual dan 50% lagi suara. Artinya secara teori, suara itu sama pentingnya dengan visual.

Nah, untuk menghasilkan suara-suara tersebut diperlukan proses sound designing, atau mendesain suara, dan re-recording mixing, atau rekam-ulang suara. Itu adalahdua proses yang berbeda tapi berkaitan erat di pascaproduksi suara (post-production sound). Ketika film selesai disunting gambar (picture edit), sound designer dan/atau sound editor akan menyunting setiap potongan suara sehingga film tersebut terdengar mulus dan sesuai konteks.

Tugas sound designer adalah memastikan semua efek suara tambahan itu membuat setiap adegan di film terdengar lebih menarik dan berkontribusi kepada cerita film tersebut. Profesi sound designer inilah yang digeluti Ajeng Canyarasmi,
gadis asal  Bandung, Jawa Barat.

Tidak ingin tanggung-tanggung, jebolan Fakultas Matematika Institut Teknologi Bandung ini menuntut ilmu sound designer ke University of Southern California. Ketertarikannya pada dunia sound designer dan re-recording mixer membuat Jay, panggilan Ajeng, melupakan cita-cita awalnya, yakni menjadi sutradara film.

“Di tahun pertama, saya ingin menjadi sutradara. Tapi seiring waktu saya lebih tertarik untuk mengasah keahlian saya di bidang filmmaking. Saya mulai melihat film sebagai karya seni yang dibangun dari beragam bidang dan aspek," tutur Ajeng.

"Saya telah menyaksikan puluhan, bahkan ratusan film dibuat setiap tahun, dan tragisnya, saya merasa suara adalah bagian dari film yang seringkali terlupakan atau dinomorduakan dalam proses pembuatan film. Selain itu, tidak banyak orang ingin bekerja di bidang suara di industri film, setidaknya itu yang saya lihat selama ini di Los Angeles, Amerika Serikat."

"Inilah yang membuat saya jatuh hati dengan desain suara dan rekam-ulang suara di pascaproduksi film, pekerjaan yang sepertinya kecil dan remeh, tapi kalau dilakukan dengan teliti dan rapi dapat membuat film bagus,” tutur Jay yang kini berdomisili di Lake Street, Los Angeles.

Gadis kelahiran 11 Mei 1992 silam itu pun akhirnya memilih bekerja sebagai kontraktor independen di sound designing, dan re-recording mixer. Sudah puluhan film ia garap bersama beberapa sineas Los Angeles dan memenangi festifal film di AS atau negara lain. Di antaranya film Super (animasi), Cupcake (drama), Side Effecets (mini seri), Perfectly Natural (sci-fi) dan sebuah film horror Say After Me.

“Untuk film Cupcake masuk dalam Official Selection di  Canes Short Fim Showcase 2020. Puji Tuhan, saya pernah bekerjasama dengan sound designer dan re-recording mixer yang film Hollywood besar seperti Lord of The Rings trilogi, A Quiet Place, World War Z, Robocop, Speed, Planet of The Apes, Kung Fu Panda dan lainnya. Mimpi besar saya, bisa ikut menggarap film Hollywood besar sebagai sound designer dan re-recording mixer,” imbuh Jay.

Jika pulang ke Indonesia nanti, Jay bercita-cita mendirikan organisasi non-profit di Indonesia dengan tujuan mendukung secara finansial proyek-proyek kreatif dan membangun sekolah yang berfokus di bidang seni multi-disiplin berteknologi seperti film, animasi, komposisi musik, dan lainnya. (Ant/A-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik