Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Akui Tembak Muslim di Musala, Deni: Dia Pernah Mau Tembak Saya

Henri Siagian
25/7/2020 15:56
Akui Tembak Muslim di Musala, Deni: Dia Pernah Mau Tembak Saya
Ilustrasi garis polisi(Antara)

TERSANGKA penembak terhadap Muslim, 40, di musala di Kecamatan Ilir II Kota Palembang, Sumatra Selatan, Deni Afriadi, mengaku dendam terhadap korban.

Pasalnya, korban pernah menyandera orangtuanya dengan memagari rumah orangtuanya. "Saya juga tembak dia karena dia pernah mau menembak saya. Yang saya lakukan itu untuk membela harga diri orangtua saya," kata Deni di Palembang, Sabtu (25/7).

Baca juga: Pembunuhan Warga di Musala di Palembang Terkait Utang Sabu

Penyanderaan itu sendiri dipicu utang narkoba sebesar Rp100 juta milik kakak tiri Deni kepada korban.

Pada Rabu (22/7), Muslim, 40, tewas setelah dibacok dan ditembak di bagian kepala saat sedang beristirahat di Musala Abadan Jalan Sultan Agung pukul 11.30 WIB.

Baca juga: Kurangi Kepadatan di RS, GTPP Sumut Gunakan Pedoman Baru

Tiga dari empat tersangka tersebut ialah Dani Afradi, 36, Mukroni, 49, dan Retno Herlambang, 21. Mereka adalah warga Kota Palembang. Sedangkan Arfani, 31, masih daftar pencarian orang (DPO).

Baca juga: Pendataan Pemilih, Ketua KPU ke Rumah Gus Ipul dan Dahlan Iskan

Menurut Direskrimum Polda Sumsel Kombes Hisar Siallagan, pembunuhan itu bermula dari Arfani yang menerima informasi korban mengadang keponakannya untuk menagih utang sabu milik kakaknya, HK, senilai Rp30 juta.

Arfani kemudian mengajak Deni, Mukroni, dan Retno untuk mencari korban. Arfani yang membawa celurit berboncengan dengan Mukroni dan Deni yang membawa senjata api revolver berboncengan dengan Retno.

"Ketika melihat korban sedang duduk di musala, mereka langsung turun dan menyerang korban. Korban meninggal karena ada tembakan ke arah kepala," tambahnya.

Polisi akhirnya menangkap tiga tersangka pada Sabtu (25/7) di rumah masing-masing berkat informasi dari masyarakat.

"Motifnya, korban sering mengancam keluarga tersangka dan kakak tersangka juga punya utang narkoba," jelasnya.

Hisar menjelaskan, dari kasus itu, polisi akhirnya mendapati informasi terkait bandar besar dari pengungkapan kasus pembunuhan tersebut. "Nama bandar yang tersangka sebutkan itu tidak asing, tapi akan kami dalami lagi," kata Hisar. (Ant/X-15)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Henri Siagian
Berita Lainnya