Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
PADA awal 2000-an, salah satu acara reality show di televisi yang banyak digemari yakni The Master. Acara yang menampilkan persaingan para pesulap sebagai peserta, sukses melahirkan sejumlah pesulap terkenal yang beberapa di antaranya masih eksis hingga saat ini. Beragam aliran sulap ketika itu ditampilkan peserta, mulai dari classic, illusionist, mentalist, hingga fakir.
Salah satu peserta yang ambil bagian dalam acara itu yakni Candra Wahyu Pramono atau akrab di sapa Azkanio Panda. Sayangnya, sebagai jebolan The Master nasibnya tidak seberuntung peserta lain seperti Joe Sandy, Limbat, Denny Darko, Cosmo, atau Oge Arthemus yang menjadi pesulap terkenal di Tanah Air.
Baca juga: Kisah Rico Huang Hingga Sukses Beli Mesin Photobook Rp10 Miliar
Alih-alih menjadi pesulap, garis tangan Azkanio justru mengubahnya menjadi pembisnis di bidang vaporizer. Di bidang itu pula ia menemukan peruntungannya. "Di usia 17 tahun saya merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib. Basic saya sebetulnya bukan pesulap. Keluarga besar saya seniman di bidang musik," tutur Panda.
Awal di Jakarta Panda mengaku bekerja di bidang kuliner. Karena kekagumannya pada seorang mentalist Deddy Corbuzer, ia pun mencoba mempelajari trik sulap melalui buku Book of Magic yang harganya cukup mahal ketika itu.
"Book of Magic buku yang di tulis oleh Deddy Corbuzer berisikan tentang seni magic atau sulap. Lebih dari setahun saya belajar. Pada 2008 saya memberanikan diri mendaftar di ajang pencarian bakat magician The Master dengan nama panggung Azkaniocanz."
Pada 2010 Panda bergabung dengan Darko Enterprise. Tapi selang tiga tahun kemudian dia memutuskan keluar namun sempat membantu beberapa show pertunjukan magician-magician papan atas lainya seperti Rhomedal Aquino dan Limbad.
"Tahun 2014 saya memutuskan untuk berhenti dari dunia magic, mencoba sebuah wirausaha atau berdagang online shop, karena sedang ramai waktu itu. saya banyak belajar wirausaha di youtube," ungkap pemuda kelahiran Semarang 15 November 1990 silam itu.
Panda Collection menjadi toko online pertama miliknya. Ia mencoba edukasi tetang dunia vaporizer melalui channel youtube miliknya.
"Saya melihat platform youtube yang berkembang pesat di kala itu bahasan untuk vaporizer sangat minim sekali. Saya berfikir bagaimana caranya untuk bisa orang-orang tau saya menjual produk di era milenial ini, karena orang perlu di edukasi dengan hal yang baru ini. Vaporizer channel youtube saya yang semula bernamakan Panda Collection Berubah Menjadi Panda Vapestore," kata Panda.
Konsisten dalam membuat video tutorial, unboxing, review maupun tips dari dunia vaporizer, pada 2019 Panda menerima penghargaan Silver Play Button dari youtube. Dia diakui sebagai seorang youtuber atau content creator youtube Indonesia.
"Dengan perhargaan Silver Play Button itu , dan saya makin banyak di kenal oleh netizen melalui Instagram : @Azkaniopanda, Youtube : Panda Vapestore usaha saya terusberkembang," pungkasnya. (Ant/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved