Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Belajar Ketulusan dari Sebuah Laboratorium di Padang

Yose Hendra, Insi N Jelita
10/7/2020 14:26
Belajar Ketulusan dari Sebuah Laboratorium di Padang
Tim medis Puskesmas Kecamatan Sawah Besar mengambil sampel lendir warga saat tes swab(MI/ANDRI WIDIYANTO)

TEKNIK itu bernama pool test. Ia adalah metode pemeriksaan sampel yang dikembangkan di laboratorium. Dalam penanganan pandemi covid-19, sudah banyak ahli yang mengusungnya.

Salah satunya Andani Eka Putra. Berbeda dengan yang lain, dalam bahasa sederhana, Kepala Laboratorium Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, itu menyatukan lima sampel bahan tes swab atau tes usap tenggorokan.

Jika hasil tesnya negatif, berarti kelima sampel aman. Jika positif, berarti harus dicari sampel mana saja yang terinfeksi. Metode yang dikembangkan doktor lulusan Universitas Gadjah Mada itu membuat laboratorium Universitas Andalas menjadi salah satu laboratorium yang memiliki kemampuan pengujian tes usap terbanyak di Tanah Air.

"Selama lebih dari tiga bulan, sudah 55 ribu sampel yang dites," ujar Andani, seperti dikutip mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. 

Karena itu, Sumatra Barat tidak perlu menganggarkan pembelian tes cepat alias rapid test. Namun, pool test bukan satu-satunya yang membuat laboratorium di Universitas Andalas itu jadi yang terdepan. 

Dokter lulusan Universitas Andalas pada 1996 itu juga dibantu 55 anak didiknya. Kebanyakan ialah mahasiswa strata dua dan strata tiga. Mereka bekerja nyaris 22 jam per hari. Andani meminta mereka tidak memedulikan soal honor atau biaya hidup.

"Pandemi merupakan kesempatan untuk berkontribusi bagi negara dan kemanusiaan." Karena itu, tim ini akan memeriksa berapa pun jumlah sampel yang masuk ke laboratorium. "Silakan pemerintah daerah melakukan surveilans sebanyak-banyaknya," tutur Andani kepada Media Indonesia.

Fase erupsi
Ia memegang prinsip bahwa pemeriksaan sampel usap di laboratorium ialah upaya memutus penularan. Bukan sekadar memeriksa sampel orang yang dirawat. "Dalam pandemi targetnya ialah menghentikan orangorang yang berpotensi menularkan."

Kecepatan pemeriksaan di laboratorium ini, ujarnya, sangat dibutuhkan demi mencegah Indonesia memasuki fase erupsi atau eksponensial, seperti yang terjadi di Amerika Serikat yang angka kematiannya mencapai 3.000 orang per hari dan Eropa 2.000 per hari.

"Tingginya angka kematian di sana karena penyebaran virus sudah masuk pada fase erupsi atau eksponensial, ditandai dengan 30% sampai 40% populasi terinfeksi dalam waktu bersamaan," tegas Direktur Umum dan Sumber Daya Rumah Sakit Universitas Andalas itu.

Dengan kecepatan pemeriksaan tes usap, di Sumbar penyebaran virus berada pada fase patogenesis. Kejadian infeksi di bawah 40%, dan jumlah kematian sampai tiga bulan terakhir 32 orang.

Untuk mencegah masuk fase erupsi, Andani menyatakan kolaborasi harus dilakukan surveilans dan laboratorium. Ambil sampel secara masif. "Kami siap menerima berapa pun jumlahnya," tegas pria kelahiran Kabupaten Pesisir Selatan itu.

Cikal bakal laboratorium diagnostik ini ialah laboratorium riset milik pribadi. Andani membangunnya pada 2014. Dalam perjalanan, ia menghibahkan untuk Universitas Andalas. Pada 19 Maret lalu, laboratorium ini mendapat izin resmi. Seminggu kemudian, pada 25 Maret, mereka mulai memeriksa sampel covid-19 yang pertama. (Ant/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya