Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Peran Masyarakat Berhasil Halau Penyebaran Covid-19 di NTT

Ferdian Ananda Majni
25/6/2020 12:07
 Peran Masyarakat Berhasil Halau Penyebaran Covid-19 di NTT
Petugas bermasker dan berpelindung wajah melayani pembeli di kasir di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Kupang, NTT, Selasa (9/6).(ANTARA/Kornelis Kaha)

ADA peran masyarakat dalam menghalau penyebaran virus Covid-19 di Nusa Tenggaera Timur (NTT). Bahkan masyarakat begitu patuh dalam menjalankan instruksi 6 langkah pencegahan virus korona dari pemerintah setempat.

Enam arahan masyarakat NTT produktif dalam normal baru tapi aman Covid-19, yakni, masyarakat NTT wajib ikuti protokol kesehatan di tempat kerja, keluar rumah untuk belanja pakai masker kain, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, jaga jarak fisik 1 sampai 2 meter dan pakai masker, menerapkan pola hidup betsih dan sehat, serta hindari kerumunan banyak orang.

Jubir Gugus Tugas Covid-19 NTT, Dr Jelamu Ardu Marius awalnya memang masuk dalam satu psikologi panik terhadap virus korona, sehingga ada unsur positifnya panik itu agar tetap waspada.

"Kita memang tidak boleh terlalu panik berlebihan tetapi juga fakta sosial memperlihatkan bahwa situasi itu membuat orang tetap waspada dan itu yang terjadi di Nusa Tenggara Timur," kata dr Jelamu dalam dismusi "Zona Risiko Rendah: Mempertahankan Status Quo" di Gedung BNPB Jakarta, Kamis (25/6).

Begitu juga pemberitaan media nasional dan internasional di berbagai negara. Hal itu, bisa membuat orang bisa mengantisipasi. Ketika pemerintah menggumumkan supaya mengikuti protokol kesehatan, masyarakat dengan kesadaran sendiri mengikutinya.

"Kunci utama ada pada masyarakat, ketika masyarakat memahami bagaimana penyebaran virus korona dengan dampak-dampaknya, masyarakat walaupun kita tidak meresult setiap saat, tetapi dengan sendirinya mereka sadar," sebutnya

Baca juga: Dua Pedagang di Pasar Tradisional Kisaran Positif Covid-19

Terkait masyarakat yang mengunakan masker di NTT, dr Jelamu mengakui bahwa tidak semua masyarakat patuh, terutama mereka yang berada di perkotaan. Menurutnya, masyarakat di pendesaan jauh lebih disiplin.

"Saya ambil contoh masyarakat kota Kupang jadi tidak semua keluarga mengikuti dengan disiplin memakai masker. Kita masih melihat di jalan-jalan satu banyak anak muda yang tidak memakai tetapi ketika kita umumkan supaya menghindari kerumunan, menjaga jarak dan mereka mulai patuh," jelasnya.

Oleh karena itu diharapkan kontrol dari masing-masing bupati/wali kota terhadap arus orang sangat tinggi.

"Tidak hanya kontrol oleh bupati/wali kota, sampai ketua RT dan warga sangat kuat mengontrol keluar masuknya orang, ada dampak negatif karena mereka membatasi pergerakan, tetapi ini kewaspadaan," lanjutnya.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi ialah mengajak masyarakat untuk patuh dan taat pada protokoler kesehatan. Untuk itu, kata Dr Jelamu, sosialisasi dilakukan 24 jam melalui rilis pers yang disebarkan di berbagai platform.

"Edukasi kita lakukan berkali-kali jadi kunci dari pemerintah harus mesosialisasikan secara terus-menerus di tingkat daerah, di tingkat daerah, provinsi setiap pagi dan setiap malam begitu semua serentak. Seluruh rakyat Nusa Tenggara Timur sudah tahu bahwa itu kita memberikan edukasi dan selalu diikuti," terangnya.

Pihaknya juga berterima kasih kepada lembaga agama, imam masjid dan pastor karena mereka juga ikut memberikan edukasi dan sosialisasi tersebut.

"Kita memberikan apresiasi kepada lembaga agama yang turut serta bersama pemerintah," pungkasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya