Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Bayi Lahir Tanpa Anus, Pemkab Simalungun Rujuk ke RS Adam Malik

Apul Iskandar
22/6/2020 07:31
Bayi Lahir Tanpa Anus, Pemkab Simalungun Rujuk ke RS Adam Malik
Bupati Simalungun (kiri) menjenguk bayi yang lahir tanpa anus di wilayahnya(MI/Apul Iskandar)

PEMERINTAH Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatra Utara, merujuk bayi perempuan yang lahir tanpa anus (Atresia Ani) ke Rumah Sakit Adam Malik Medan.

Bayi yang lahir di Huta Anggrek, Nagori Siantar Estate, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, pada 2 Juni 2020 ini merupakan anak pertama dari pasangan Jatar Simanjuntak dan Uci Mayang Sari.

Bupati Simalungun JR Saragih menyampaikan akan merujuk pengobatan bayi tersebut ke Rumah Sakit Adam Malik Medan, sebab Rumah Sakit di Simalungun belum memiliki alat bedah anak.

Untuk biaya pengobatan anak tersebut, seluruhnya akan ditanggung oleh Pemkab Simalungun.

"Tadi saya sudah rapat dengan Kepala Dinas Kesehatan dan para dokter spesialis. Hasilnya, kita akan rujuk anak ini ke RS Adam Malik. Saya juga sudah komunikasi dengan Direktur RS Adam Malik dan jika kondisi anak ini baik secepatnya akan dioperasi," ujar JR Saragih, Minggu (21/6).

Baca juga:  Bayi 9 Bulan Meninggal Karena Covid-19 di Riau

Pada kesempatan tersebut, ia juga memberikan bantuan tali asih kepada orangtuanya. Bantuan ini diharapkan dapat meringankan beban mereka selama dirawat di Medan.

"Biaya pengobatannya akan kami tanggung seluruhnya, jadi bantuan ini untuk memenuhi kebutuhan orangtuanya selama anak ini dirawat di Medan," imbuhnya.

Saat itu juga, JR Saragih langsung memberangkatkan bayi tersebut menuju Rumah Sakit Adam Malik Medan didampingi keluarga dan tim dari Dinas Kesehatan.

Ayah bayi, Jatar Simanjutntak, mengatakan putrinya tidak memiliki anus sejak lahir dan diketahui saat sang anak buang air besar namun selalu menangis. Mereka pun mencari tahu dan mendapati anak mereka tidak memiliki anus, sehingga buang kotoran melalui saluran kencing.

"Setiap akan buang air besar, selalu menangis dan wajahnya memerah menahan sakit, sangat kasihan sekali melihatnya," tutur Jatar.

Jatar mengaku telah konsultasi dengan dokter anak dan didapati hasilnya harus dioperasi.

"Kata dokter harus operasi, biayanya sekitar Rp50 juta. Kami tak punya uang sebesar itu, sementara saya hanya buruh bongkar muat," ungkapnya.

Usai mendengar bantuan yang akan diberikan bupati, ia pun mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih Pak Bupati, kami tak tahu harus mengadu kemana lagi. Semoga Tuhan membalas perbuatan baik Bapak kepada keluarga kami," pungkasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya