Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
BUTUH kerja keras dan mental baja untuk menjadi seorang pengusaha. Sebab tidak selalu apa yang diharapkan berjalan mulus. Entrepreneur muda, Najib Wahab Mauluddin mengungkapkan hal tersebut.
Menurut dia, sebelum seperti sekarang ini, menjadi seorang pengusaha muda di banyak sektor mulai dari energi, infrastuktur, logistik, alat berat, dan food and baverage, ia pun harus jatuh bangun. Kini Najib Wahab menyentuh bisnis ritel minuman kekinian dan sekaligus di balik kesuksesan minuman Teguk.
Baca juga: Tiga Bisnis Ini Berpeluang Untung di Saat Pandemi Covid-19
Ide bisnisnya berawal dari merebaknya fenomena minuman kekinian boba. Kata boba sudah tak asing didengar masyarakat Indonesia. Terutama bagi generasi milennial
Boba atau bubble yang merupakan topping dalam berbagai macam minuman, mulai dari milk tea, thai tea, minuman rasa coklat, dan sebagainya memang menjadi kegemaran baru anak muda. Berawal dari keinginannya agar masyarakat di kelas bawah bisa merasakan minuman mewah tetapi tidak perlu mahal, ia pun menciptakan Teguk.
Pada 2018, ia merintis Teguk lewat gerai kecil di Tangerang. Kini, Teguk telah memiliki ratusan outlet di daerah Jabodetabek, Bandung dan Surabaya.
Menu minuman yang biasa dijajakan di mal pun berhasil ia suguhkan untuk segmen bawah. Harga yang dipatok untuk minuman tersebut yaitu mulai dari Rp5.000 hingga Rp19.000.
"Yang membedakan minuman kita itu, yang pertama mewah tapi murah. Yang kedua rasa yang kita punya tidak kalah dengan rasa yang ada di mall dengan kualitas sama. Yang ketiga kru kami bisa langsung berkomunikasi dengan customer, bisa melihat langsung cara pembuatannya," ungkap Najib Wahab.
Selain harga yang terbilang murah dan rasa yang bisa bersaing dengan produk sejenis, Najib mengaku punya cara sendiri memastikan Teguk bisa berkembang dan bertahan hingga saat ini. Salah satunya adalah pada sisi gerai yang unik.
“Meski mengusung semangat kaki lima lewat harga yang terjangkau, namun untuk urusan tempat atau kedai penjualan, Teguk memiliki perbedaan tersendiri. Teguk memang dijajakan melalui gerai yang mirip dengan gerai pinggir jalan, namun dengan desain seperti suasana di Mal," ungkapnya.
Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, ia juga menggandeng perusahaan aplikasi agar Teguk bisa tersedia di aplikasi-aplikasi order online sehingga makin memudahkan pelanggannya tanpa keluar rumah.
"Bekerjasama dengan salah aplikasi online saya optimistis pada 2020 ini akan mampu membangun lebih dari 500 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia, dan berbicara expand keluar negeri, Teguk pun sudah memiliki tujuan untuk ke sana. Namun, Teguk akan fokus terlebih dahulu di dalam negeri," terang Najib.
SDM yang kuat juga merupakan pondasi dari keberhasilan Teguk. Itu sebabnya ia mengaku punya training center sendiri. "Kami memang mengutamakan kualitas SDM," ujarnya. (Ant/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved