Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Kelompok Tani Temanggung Digerakkan Bisnis Pertanian Lewat Online

Tosiani
04/6/2020 09:00
Kelompok Tani Temanggung Digerakkan Bisnis Pertanian Lewat Online
Anggota kelompok tani menata sayuran di outlet Pasar Tani Pekarangan (Pastakaran) Temanggung, Jawa Tengah Kamis (4/6/2020)(MI/Tosiani)

SEBANYAK 54 kelompok tani Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah yang tergabung dalam unit usaha Pasar Tani Pekarangan (Pastakaran) menjajal peruntungan bisnis dengan memasarkan hasil produk pertanian, peternakan, dan perikanan dari lahan pekarangan melalui sistem online. Hal ini untuk mengatasiketerpurukan ekonomi anggota kelompok lantaran terdampak pandemi korona.

Dijelaskan Khusnul, seorang pelaku usaha perikanan yang juga pengurus Pastakaran, pasar tani pekarangan pertama dibentuk Bulan Februari tahun 2018. Ide awalnya sebagai wadah untuk pemanfaatan limpahan produk tani, ternak dan perikanan dari lahan pekarangan keluarga.

"Kalau limpahan produk pekarangan ini dijual ke tengkulak, tentu harganya sangat murah. Jadi Pastakaran untuk mewadahi limpahan produk ini,"kata Khusnul, Kamis di  Temanggung, Kamis (4/6).

Pastakaran beranggotakan 54 kelompok pemberdayaan. Terdiri dari kelompok wanita tani (KWT), gabungan kelompok tani (gapoktan), kelompok tani, dan PKK. Awalnya pastakaran digelar di halaman kantor sekretariat daerah (Setda) tiap sebulan sekali pada Jumat pagi pekan pertama. Jumat pada pekan kedua sampai keempat digelar di halaman Dinas Pertanian.

"Sekitar 1000 lebih produk dipasarkan di pastakaran, terdiri sari panganan lokal, pertanian, perikanan, dan peternakan. Hasil penjualan masuk ke kelompok masing-masing, lalu mereka ngisi kas untuk operasional dan sewa peralatan Rp5000 per kelompok per minggu," terang Khusnul.

Semenjak meletup pandemik korona sekitar Bulan Februari tahun ini, pastakaran tidak biaa beraktivitas lagi. Karenanya, mereka berinisiatif membuka outlet dan melakukan penjualan secara online mulai Maret. Promosinya dengan memanfaatkan media sosial. Sementara ini untuk outlet Pastakaran menggunakan salah satu tempat usaha milik anggota di kawasan Kowangan, Kota Temanggung dengan luas bangunan 8x6 meter persegi.

"Sejak dijual online malah kami banyak dapat customer baru. Pendapatannya juga lumayan. Banyak tetangga saya juga mulai memesan produk Pastakaran, juga masyarakat umum. Kalau dulu karena digelar di lingkungan Pemda, jadi pembelinya hanya orang Pemda saja," tutur Poniti, salah seorang produsen gula aren dari Desa Kedawung, Kecamatan Kandangan.

Novi, pengurus Pastakaran menyebutkan, sebelum dijual online omzet yang didapat tiap kelompok rata-rata antara Rp300 ribu sampai Rp2 juta tiap kali gelaran. Sekarang setelah dipasarkan online pendapatannya terkumpul antara Rp1 juta hingga Rp2 juta per hari. Jumlah konsumennya rata-rata sudah 20 orang per hari.

"Kami punya dua kurir, untuk Temanggung Kota free ongkos kirim (ongkir). Lainnya dikenakan Rp 1000 per satu kilometer. Pengiriman paling jauh pernah ke Kecamatan Bejen dengan ongkir Rp35 ribu karena jaraknya sampai 30 kilometer lebih," terang Novi.

Menurut Novi, ada keuntungan yang didapat konsumen jika berbelanja dari produk pastakaran. Yakni produknya berasal dari petani langsung sehingga dipastikan tahu kualitasnya bagus, dan semuanya merupakan hasil pertanian, peternakan dan perikanan organik meski belum berlabel organik karena dari pekarangan warga yang semula untuk konsumsi sendiri. Dari sisi harga juga berbeda 5-10 persen lebih murah dari harga pasar.

baca juga: Inflasi DIY Mei 2020 Kembali Meningkat

Sejauh ini produk pastakaran juga sudah melayani penjualan hingga ke luar daerah khusus untuk produk makanan lokal. Antara lain dikirim ke Jakarta, Bogor, Cikarang, dan Semarang. Para pembeli biasanya mencari tahu dari media sosial instagram dan facebook.

"Ke depan kami berencana mengembangkan pastakaran hingga punya toko ber-AC, dilengkapi lemari pendingin. Kami juga ingin punya banyak reseller. Kami ingin berkembang jadi pusat oleh-oleh dan punya cafe sendiri," pungkasnya. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya