TIDAK hanya pemimpin daerah yang memastikan stok pangan terjamin di tengah deraan korona. CPO Rumah Zakat, Murni Alit, juga menyatakan panen raya di Pulau Jawa sangat menjanjikan sebagai stok tahun ini.
“Kami membina ratusan petani di 50 desa di Indramayu, Jawa Barat; Banyumas, Jawa Tengah dan Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka panen raya tahun ini dengan hasil berlimpah, seperti di Banyumas, dengan 180 ton dari lahan 30 hektare,” ujarnya, di Bandung, kemarin.
Rumah Zakat membina petani dengan cara membeli hasil panen mereka dengan menggunakan dana umat dari para donatur. Selanjutnya, bahan makanan ini akan diberikan kepada warga tidak mampu yang membutuhkan.
“Ini cara kami untuk meningkatkan ketahanan pangan warga, terutama yang tidak mampu. Kami concern di ketahanan pangan,” tandasnya. *Kegembiraan juga menjadi milik Bupati Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Anton Hadjon, karena panen raya jagung di wilayahnya sukses besar. Dari satu kelompok petani di Desa Ilegerong, beranggotakan 38 orang bisa dihasilkan panen 150 ton jagung dari lahan seluas 18 hektare.
“Jika diuangkan, itu bisa mencapai Rp600 juta. Untuk menjaga ketahanan pangan, selain lahan yang ada, saya juga terus menggerakkan petani memberdayakan lahan kosong,” kata Anton.
Selain jagung, Pemkab Flores Timur juga menggerakkan petani menanam sorgum. Bahan makanan pokok ini bisa ditanam di pekarangan dan lahan kosong.
Dari sejumlah wilayah dilaporkan harga-harga kebutuhan pokok satu hari sebelum Ramadan tidak mengalami gejolak. Hanya gula pasir yang ketersediannya terbatas sehingga harganya masih tinggi.
Berbeda dengan daerah lain, di Banyumas, Jawa Tengah, harga gula pasir bisa turun, setelah Bulog melakukan operasi pasar. Di Pasar Wage, Purwokerto, dari harga sebelumnya Rp20 ribu, gula pasir dijual Rp16 ribu, kemarin.
“Bulog menjual gula pasir Rp12.500, kemarin. Hari ini harga di pedagang jadi turun hingga Rp16 ribu,” jelas Dasih, 47, pedagang. (BY/UL/FB/LD/YH/AT/BN/MY/DW/PT/AD/PO/JL/OL/SS/N-2)