PETANI di beberapa areal persawahan di Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur mulai panen padi, Kamis (16/4) pagi. Antara lain terlihat di Persawahan Manikin di Kelurahan Tarus dan Persawahan Noelbaki di Kelurahan Noelbaki. Petani setempat yakin selama panen raya yang akan berlangsung sampai awal Mei 2020 tidak akan memengaruhi harga beras. Saat ini harga beras di tingkat petani Rp10 ribu per kilogram, atau turun dari satu bulan sebelumnya sebesar Rp11 ribu per kilogram.
"Petani tidak akan menurunkan lagi harga beras, tetap bertahan di Rp10 ribu per kilogram," kata Mateos Tapatab, petani di Persawahan Neolbaki.
Jika petani menurunkan lagi harga beras, akan merugi. Apalagi, pada musim tanam semester kedua 2019, banyak petani tidak menanam lantaran kekeringan. Karena itu, hasil panen pada musim panen tahun ini akan disimpan untuk persediaan untuk mengantisipasi dampak kekeringan tahun ini.
Minggus Foes, petani di Persawahan Manikin mengatakan harga beras akan bertahan di Rp10 ribu per kilogram. Saat ini banyak petani di persawahan yang berbatasan dengan wilayah Kota Kupang itu juga memilih menahan beras.
"Petani baru akan menjual beras jika ada kebutuhan mendadak," ujarnya.
Dia berharap hasil panen padi melimpah sehingga pasokan beras ke pasar tetap terjaga dengan baik. Rata-rata produksi pada di persawahan tersebut antara 3-7 ton per hari. Namun, dampak cuaca dan hama tambah Dia, produksi padi kadang anjlok di bawah tiga ton per hektare.
"Biasanya produksi padi yang ditanam di musim hujan anjlok, tetapi produksi padi yang ditanam di musim kemarau bahkan lebih dari tiga ton," tambahnya.
baca juga: PLN Babel Bantu 700 Pakaian Hazmat Untuk Tenaga Medis
Petani lainnya, Wayan Parna mengatakan petani yang memasuki panen raya di Kupang Tengah berasal dari empat persawahan. Selain Manikin dan Noelbaki, petani di Persawahan Air Sagu dan Tarus juga segera panen.
"Sudah ada petani yang panen tetapi baru beberapa orang," ujarnya. (OL-3)