Tokoh Dayak Minta BLT Sembako di Pedalaman Balikpapan

Mediaindonesia.com
09/4/2020 10:52
Tokoh Dayak Minta BLT Sembako di Pedalaman Balikpapan
Para anggota kelompok perajin anyaman rotan dari masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah.(MI/Surya Sriyanti Para anggota kelompok perajin anyaman rotan tengah menyelesaikan anyaman berbentuk tas di)

TOKOH Suku Dayak meminta pemerintah memperhatikan nasib warga pedalaman Kalimantan. Masyarakat pedalaman sudah terdampak langsung pelemahan ekonomi pascamerebaknya virus korona.

“Mereka yang berada di pedalaman paling menderita saat ini,” kata Panglima Komando Pengawal Pusaka Adat Dayak (Koppad) Borneo, Abriantinus, di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (7/4).

Abriantinus mengatakan, Suku Dayak merupakan kelompok etnis Kalimantan yang mayoritas di antaranya berdomisili pedalaman. Mereka adalah kelompok masyarakat ekonomi menengah bawah bermata pencaharian petani kebun dan ladang. “Warga Dayak mayoritas adalah petani pohon karet,” paparnya.

Penyebaran virus Covid 19 dunia saat ini, menurut Abriantinus, menyebabkan anjloknya pasaran harga getah karet Kalimantan. Harga jualnya merosot drastis menjadi Rp 350 ribu per kilogram dari sebelumnya Rp1.000 per kilogram.

Kondisi ini membuat pendapatan warga pedalaman merosot tajam menjadi Rp 400 ribu. Penghasilan petani karet normalnya sebesar Rp 1,2 juta. “Pendapatan sekarang ini jauh mencukupi untuk kebutuhan makan mereka saja. Saya sering menerima keluhan mereka sekarang ini,” ungkapnya.

Abriantinus menyatakan, pendapatan warga pedalaman jauh mencukupi biaya kebutuhan hidup di Kalimantan. Apalagi saat sama, harga bahan kebutuhan pokok pun kian menjulang dan sulit ditemui di pasaran.  “Harga gula pasir sudah meningkat menjadi Rp 20 ribu per kilogram. Padahal biasanya hanya Rp 10 ribu saja,” keluhnya.

Sehubungan itu, Abriantinus meminta pemerintah mengefektifkan kembali program bantuan langsung tunai (BLT) bagi kelompok ekonomi masyarakat menengah bawah. Namun kali ini, bantuan diberikan dalam bentuk bahan kebutuhan pokok (sembako) selama kurun tiga bulan.

“Agar tepat sesuai kebutuhan masyarakat. Alokasi dana yang diberikan pastinya sangat besar, tapi ini kondisi bencana,” paparnya.

Dalam kondisi genting ini, Abriantinus meminta pemerintah daerah mendukung sepenuhnya BLT sembako pemerintah pusat. Seluruh daerah harus mampu mendata warganya yang berhak memperoleh alokasi BLT sembako.

Di sisi lain, pemerintah pusat pun wajib meminimalisir faktor penyebaran virus di masyarakat. Salah satunya dengan pengetatan pergerakan manusia di bandara udara, pelabuhan laut, dan terminal bus antarkota. Bencana virus korona paling gawat terjadi di Kalimantan Tengah (Kalteng). 

Mayoritas kota/kabupaten provinsi ini berada pada kondisi zona merah. “Harus ada imbauan tegas larangan arus mudik di musim lebaran tahun ini. Komunikasi sosial sementara ini harus diputus dahulu untuk mencegah penyebaran virus,” ujarnya. (RO/OL-09)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya