Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PEMERINTAH Kabupaten Tabanan, Bali mengaku akan terus berjuang dalam menangani pandemi covid-19. Hal itu mereka buktikan dengan memperluas lokasi rumah sakit rujukan untuk para pasien yang terindikasi tertular virus tersebut.
Diungkapkan Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, pihaknya sudah berencana untuk menggunakan Rumah Sakit Nyitdah sebagai salah satu lokasi penanganan covid-19 di Tabanan.
Baca juga: Kasus Meningkat, Bali Tambah 7 Rumah Sakit Rujukan Covid-19
“Saya dan jajaran sudah merencanakan untuk menggunakan gedung D dan E Rumah Sakit Nyitdah, sebagai perluasan ruang isolasi BRSU Tabanan,” kata Eka saat dihubungi via telepon, Minggu (29/03).
Ia mengatakan bahwa rumah sakit tersebut rencananya akan mulai beroperasi pada awal April nanti. Selanjutnya manajemen RS Nyitdah akan di bawah kendali Badan Rumah Sakit Umum (BRSU) Tabanan yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes). Selain itu, tenaga medis BRSU Tabanan dan Puskesmas pun akan turut berkontribusi di rumah sakit tersebut.
“Ya saya sudah menginstruksikan BRSU dan Dinas Kesehatan agar beberapa petugas medis pada puskesmas untuk terjun langsung ke RS Nyitdah,” ucap Eka.
Menurut data terbaru saat ini, Tabanan memiliki tiga PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan hal itu dibenarkan oleh Kepala Satuan Tugas Penanggulangan covid-19, yang juga Sekretariat Daerah Tabanan I Gede Susila.
“Satu masih tunggu hasil lab, sedangkan yang lainnya sudah konfirmasi positif,”ujar I Gede Susila.
Ia menambahkan, pihak RS akan merawat pasien sampai sembuh. Menurutnya keadaan pasien saat ini sudah membaik dan masih menunggu pemeriksaan ulang.
Pemkab Tabanan sampai saat ini mengusahakan untuk memenuhi kebutuhan tim medis dalam penanganan virus korona. Upaya tersebut salah satunya dengan memberikan fasilitas yang memadai, seperti kelengkapan APD (Alat Pelindung Diri). Tidak hanya itu, Pemkab Tabanan juga memberikan fasilitas yang cukup kepada para pasien ODP (Orang Dalam Pemantauan) maupun PDP.
“Di Tabanan kita punya 3 tempat tidur single room, 4 tempat tidur cluster dan dapat dikembangkan lagi 12 tempat tidur cluster. Cluster itu 1 ruangan berisi beberapa tempat tidur,” tutup I Gede Susila. (Ant/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved