Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Hama Wereng Merebak di Klaten

Djoko Sardjono
10/3/2020 14:05
Hama Wereng Merebak di Klaten
. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Klaten, Erni Kusumawati(MI/DJOKO SARDJONO )

HAMA wereng batang cokelat (WBC) merebak di lahan  pertanian padi Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, sementara petani diminta untuk waspada terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) di musim hujan ini. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Erni Kusumawati mengatakan WBC mulai merebak awal Februari, dengan sebaran di berbagai wilayah di Klaten.

Hingga pekan kedua Maret, tanaman padi yang terserang total seluas 12 hektare dan terancam 600 hektare. Hanya tingkat serangan masih spot-spot dan sudah dikendalikan petani agar serangan tidak meluas.

"Meski tingkat serangan masih spot-spot atau pada titik-titik tertentu, harus tetap diwaspadai agar serangan tidak meluas. Karena, WBC saat ini sudah merebak di 14 dari 26 kecamatan di Kabupaten Klaten," jelasnya.

Ditemui Media Indonesia di ruang kerjanya, Selasa (10/3), Erni Kusumawati mengatakan untuk pemberantasan dan pengendalian WBC, petani telah diberikan bantuan pestisida melalui Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan. Dengan diberikan bantuan gratis tersebut, petani didampingi petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan pengawas OPT langsung melakukan gerakan pemberantasan dan pengendalian WBC, baik di area terserang maupun terancam.

"Untuk pemberantasan dan pengendalian OPT, stok obat-obatan dan pestisida masih ada di DPKPP Klaten. Kami pun sudah mengajukan bantuan pestisida dan APH (agen pengendali hayati) ke provinsi untuk stok," ujar Erni.

baca juga: Polda Kalsel Raih Penghargaan Ombudsman

Menurut Erni, wilayah kecamatan yang kini diserang WBC, antara lain Juwiring, Ceper, Bayat, Ngawen, Gantiwarno, dan Jatinom.  Meski serangan masih spot-spot, pengendaliannya perlu dioptimalkan agar tidak meluas ke wilayah lain.

"Kami minta petani pada musim hujan ini untuk melakukan pengamatan intensif pergerakan WBC dan itu harus diwaspadai. Gerakan spot stop penting agar serangan OPT ini terkendali, sehingga tidak menyebar luas," pungkasnya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya