Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Kepri Tutup Masuknya Daging Babi Asal Sumut 

Retno Hemawati
26/1/2020 18:57
Kepri Tutup Masuknya Daging Babi Asal Sumut 
Para pekerja menyiapkan babi untuk didistribusikan ke konsumen di Rumah Potong Hewan Denpasar.(ANTARA/Nyoman Budhiana)

BALAI Karantina Pertanian Tanjungpinang telah menutup masuknya daging babi asal Provinsi Sumatra Utara (Sumut) ke Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). "Penutupan pengiriman daging babi asal Sumut ini setelah terdeteksinya virus penyakit African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi di daerah tersebut," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Tanjungpinang, Donni Muksydayan, Minggu (26/1).
 
Donni menyatakan sebagian besar negara di Asia saat ini telah ditemukan adanya virus ASF, kecuali Malaysia dan Singapura yang belum didapati adanya penyakit menular pada babi tersebut. "Pada tahun lalu ditemukan di Sumatera Utara, ini yang kita khawatirkan. Maka itu, kami telah menutup pengiriman Babi dari daerah itu," ujarnya.
  
Pada kesempatan ini, Donni memastikan di Kepri belum ditemukan adanya virus ASF. Dia katakan, penting bagi pihaknya untuk melakukan pencegahan terhadap produk makanan yang dibawa dari luar yang berpotensi membawa hama penyakit ASF. "Apa pun makanannya, baik jadi atau setengah jadi, jika berpotensi harus kita cegah masuk" tegasnya.
  
Lebih lanjut, Donny mengungkapkan jika virus demam babi Afrika itu masuk ke Kepri, maka dapat menyebabkan matinya hewan ternak babi dengan persentase yang tinggi dan intensitas serangan yang sangat cepat.   "Apalagi Kepri ini punya ternak babi di Pulau Bulan, Batam. Bahkan, setiap hari kita ekspor sekitar 1.000 ekor ke Singapura," jelasnya.
  
Untuk diketahui, African Swine Fever (ASF) atau demam Babi AfrikA merupakan virus yang tidak berbahaya bagi manusia, tetapi mematikan untuk babi. Sejauh ini, belum ada vaksin yang dapat mencegah penularan virus tersebut. (Ant/OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik