Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
GURU Besar psikologi Universitas Gadjah Mada, Prof Koentjoro menyebut, para pembuat kerajaan yang belakangan ini marak, seperti Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire, mengalami delusion of grandeur, delusi tentang kebesaran atau keagungan.
Baca juga: Tanggapi Sunda Empire, Kang Emil: Banyak Orang Stres
"Mereka (pembuat keraton-keraton tersebut) punya kemampuan yang demikian meyakinkan sehingga yang mendengarkan pun akan sangat yakin," kata Keontjoro, Senin (21/1).
Baca juga: Cari Alternatif Harapan Penyebab Orang Ikut Keraton Agung Sejagat
Dengan kemampuan psikologi massa, pemimpin keraton tersebut bisa membuat impian menjadi seperti kenyataan lewat simbol-simbol yang mereka buat, seperti seragam dan jabatan.
Massa pun percaya yang dikemukakan. Padahal, yang dikemukakan sangat tidak rasional.
baca juga: Cegah Antraks, Gunungkidul Vaksinasi Ternak di Tiga Kecamatan
Di sisi massa, mereka bisa percaya yang disampaikan pemimpin keraton karena ditunjukkan simbol-simbol. Misalnya, simbol pakaian seragam yang membuat massa percaya dengan jabatannya dan akan mendapat gaji. Akibatnya, mereka terhipnosis dan mau membayar seragam tersebut. Ia menyebut, fenomena semacam ini bukan hal yang baru dan akan selalu ada. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved