Headline
IKN bisa menjadi ibu kota Provinsi Kalimantan Timur.
HINGGA hari keenam tenggelamnya KM Shinpo 16, di Lembata, Nusa Tenggara Timur, ternyata menyisakan persoalan rumit. Dari proses hukum, aktivitas bongkar muat, proses evakuasi, hingga mengatasi tumpahan minyak.
Kini, persoalan besar yang butuh penanganan cepat ialah 15 ton bahan bakar minyak jenis solar yang masih tersimpan di dalam bangkai KM Shinpo 16 yang tenggelam di Pelabuhan Lewoleba. BBM yang terisi penuh di rangka kapal itu dikhawatirkan meluber keluar dan mencemari teluk Lewoleba.
Karena itu, pihak Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas 3, Lewoleba, menyurati pemilik kapal, baik KM Shinpo 16 maupun KM Maju 8, untuk segera menyiapkan oil bomb guna mengurung tumpahan minyak yang lambat laun mulai keluar dari dasar kapal. Pemilik kapal juga dibebankan tugas berat untuk mengevakuasi bangkai KM Shinpo 16.
Sedangkan, Pemerintah Kabupaten Lembata, sebagai pihak yang mengeluarkan izin labuh tambat, memungut retribusi pelabuhan, dan mengelola Pelabuhan Lewoleba, terkesan cuci tangan. Pihak Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas 3 Lewoleba hingga hari kelima pascatenggelamnya KM Shinpo 16, tidak pernah menerima komunikasi dari Pemkab Lembata guna mengatasi masalah ini.
"Koordinasi dengan Pemda itu zero. Minimal, Pemda datang dan berkoordinasi. Atau mungkin saya yang salah atau bagaimana. Tetapi kita abdi negara perlu kerja sama dan saling membantu mengatasi masalah ini," ujar Bambang Arifin Atu.
Baca juga: Tahanan Kasus Pembuhunan Ditemukan Tewas di Rutan Ruteng
Bambang kepada Media Indonesia, Minggu (15/12), mengatakan, pihaknya telah menurunkan tim penyelam guna memantau kondisi bangkai kapal. Dari hasil menyelam itu, pihaknya segera mengeluarkan surat kepada para pemilik kapal untuk segera mempersiapkan oil bomb, karena kondisi bangkai kapal itu mulai bergeser.
"Kami khawatir jika kapal bergeser, minyak pasti tumpah. Karena itu, kami surati pemilik kapal untuk segera mempersiapkan oil bomb dalam waktu singkat. Fungsinya untuk memblokir minyak dalam air. Kalau minyak itu sudah dikurung, selanjutnya bisa disemprotkan disfersan, dengan sendirinya minyak jadi kristal dan tenggelam ke laut. Bisa juga minyak yang terpisah dari air disedot untuk dimanfaatkan lagi," kata Bambang.
Sementara, aktivitas di Kantor Unit Pelayanan Pelabuhan Kelas 3 Lewoleba, padat. Selain mengurus izin berlayar sejumlah kapal pelayaran rakyat dan berkoordinasi dengan pihak Pelni untuk melabuhkan KM Bukit Siguntang, para petugas di kantor itu juga menjamu para petugas dari KNKT serta petugas dari KSOP L Say Maumere yang memeriksa nakhoda dan ABK kapal yang terlibat tabrakan itu, guna mengetahui sebab-sebab terjadi kecelakaan.
Para petugas KSOP L Say Maumere yang memeriksa ABK dan perwira kapal tersebut yakni Alexander S Milinta, Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal (PPKK), serta Arman Ismail dan Johendi, bagian Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli.
Sementara itu, Kepala Dinas PU dan Perhubungan Kabupaten Lembata, Paskalis Tapobali, mengatakan, pihaknya sedang berkoordinasi dengan para pihak untuk proses evakuasi. Tapobali hanya menjelaskan singkat, pihaknya memberi batas waktu 30 hari kepada pemilik kapal untuk mengevakuasi bangkai KM Shinpo 16. (OL-1)
Puluhan ribu ikan naik ke permukaan setelah terjadi hujan deras dan aliran air mulai surut, hasil uji air sungai di titik pertama depan sebuah pabrik menunjukkan pH : 7,6
WARGA eks transmigrasi Desa Rantau Bakula, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan kembali memprotes kondisi pencemaran lingkungan di wilayah mereka.
Telusuri dampak mengerikan pencemaran tanah: dari kesehatan manusia hingga kerusakan ekosistem. Temukan contoh nyata dan solusi untuk bumi yang lebih sehat.
Tidak adanya standar pengujian mikroplastik dalam pangan dan lingkungan semakin memperparah kontaminasinya di dalam tubuh manusia.
Pemantauan baku mutu menjadi kegiatan penting untuk melihat informasi atau gambaran akan kualitas air sungai di wilayah itu.
Kuat dugaan, minyak itu berasal dari limbah pembuangan tambak udang ke laut karena lokasi pantai dekat dengan tambak udang.
Motivasi diberikan kepada para peserta MPLS di sela-sela kunjungannya ke Flores Timur selama dua hari
Benda itu meliputi 40 kilogram artefak hasil ekskavasi yang terbagi menjadi 15 kategori, termasuk perhiasan, alat bantu, keramik, gerabah, serta sisa kerangka dari 3 individu leluhur
Warga yang direlokasi berasal 2.209 keluarga. Mereka akan menempati lahan seluas 130 hektare.
KOMUNITAS Bidara di Mbay, Kabupaten Nagekeo, Flores, NTT, melakukan kegiatan sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim bagi para pemuda, pelajar, nelayan, petani, mahasiswa.
Indonesia Eximbank (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia/LPEI) meluncurkan program Desa Devisa Tenun NTT untuk memberdayakan para penenun tradisional di wilayah NTT.
Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan proyek ini akan berlalan selama enam tahun dengan menargetkan sekitar 45.000 rumah tangga petani.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved