Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
TEROR harimau kembali menghantui masyarakat Sumatra Selatan. Kamis sore (12/12/2019. Mustadi, 55 tewas diterkam harimau saat sedang berkebun di Desa Kota Agung, Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan. Dengan adanya kasus ini menambah deretan panjang korban terkaman hewan buas harimau di Sumatra Selatan. Sepanjang November hingga kini tercatat sebanyak 3 orang warga Sumsel yang tewas diterkam harimau.
Mendapat informasi warga yang tewas, puluhan warga bersama ratusan polisi dan TNI, langsung menuju lokasi kejadian perkara dan mengevakuasi jasad Mustadi.
"Baik polisi hingga TNI sudah membantu warga untuk evakuasi jasad Mustadi di kebun. Saat dievakuasi, jasad Mustadi sudah tidak utuh lagi akibat dicabik-cabik harimau," kata Selfis, Kepala Desa Kota Agung.
Diakuinya kebun itu berada di wilayah hutan seribu kebun pedamaran yang jaraknya cukup jauh dari rumah kepala desa Kota Agung.
"Berdasarkan laporan warga yang sudah ke lokasi pada Kamis sore sekitar pukul 17.30 WIB, menemukan korban sudah tewas dengan tubuh tercabik-cabik," kata dia.
Mustadi merupakan petani upahan yang tugasnya menggiling kopi di kebun milik Irian, yang pada saat kejadian ada di dekatnya. Saat harimau menyerang, Irian sedang mengikat burung di atas pohon, yang memang merupakan aktivitas rutinnya. Diatas pohon, Irian melihat ada harimau berada di dekat Mustadi dan langsung menerkamnya. Karena tidak ada peralatan, Irian pun hanya bisa berteriak.
Kasi Konservasi BKSDA Lahat, Martialis mengungkapkan, saat ini pihaknya telah berada di lapangan utuk melakukan pengecekan di TKP. Menurutnya, hasil dari komunikasi KPH Semendo, lokasi kejadian tersebut diduga di dalam hutan lindung.
Terkait upaya, yang akan dilakukan untuk mencegah korban keganasan harimau, pihaknya akan melakukan evakuasi terhadap warga yang berada di lahan perkebunan yang masuk dalam kawasan hutan lindung.
"Untuk upaya kongkretnya, evakuasi masyarakat yang beraktivitas di dalam hutan lindung yang menjadi koridor harimau. Bukan harimau yang keluar dari rumahnya (habitat), akan tetapi manusia yang masuk ke habitatnya, jadi manusia yang harus dievakuasi," kata dia.
Sementara itu Kapolsek Kota Agung, AKP Freddy Rajaguguk juga mengimbau untuk tidak terlalu menimbulkan ketakutan yang berlebihan akibat kejadian tersebut serta senantiasa waspada.
"Jangan pergi ke ladang atau kebun seorang diri. Hentikan kegiatan di ladang atau kebun kalau sudah jam 16.00 WIB," kata dia.
Di lokasi berbeda, Gubernur Sumsel Herman Deru, pemerintah tidak akan tinggal diam dengan kondisi masyarakat di tiga kabupaten tersebut. Ia juga telah menyampaikan kondisi terkini pada Menteri Kehutanan.
"Saya telah menerima informasi setidaknya ada tujuh harimau yang tengah berkeliaran dan membuat masyarakat resah. Namun, ketika berdiskusi dengan Bu Menteri, harimau tidak pernah keluar dari habitatnya hanya saja ada kemungkinan beberapa orang atau oknum yang berkebun di habitatnya," ujarnya.
baca juga: Khotbah Salat Jumat 20 Desember Diimbau Tentang Gempa dan Tsunami
Deru mengaku akan secepatnya turun untuk memantau kondisi Kota Pagaralam,Muara Enim, dan Lahat serta berupaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat daerah itu sendiri ataupun warga luar.
"Kita akan upayakan bagaimana mengembalikan kepercayaan masyarakat melalui kegiatan. Tentunya, saat ini masih menanti hasil laporan dari pihak Kepolisan juga, karena ada pula petilasan jejak harimau yang dibuat oleh manusia," tandasnya. (OL-3)
Sepasang anak harimau sumatra dari pasangan indukan harimau Gadis dan Monang ini lahir pada 26 Januari 2025 di Sanctuary Harimau Sumatra Barumun, Padang Lawas, Sumatra Utara.
HARIMAU Sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) dipastikan sedang berkeliaran di PT Wilmar persisnya kawasan Pabrik Goni Km 110 Kelurahan Pelintung, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai, Riau.
SEORANG pekerja perkebunan di Pelalawan, Riau, tewas diterkam seekor harimau sumatra, Kamis, (13/3). Kejadian itu menambah daftar panjang konflik manusia dengan Harimau Sumatra.
Konflik satwa Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) dengan manusia di Kabupaten Pelalalawan, Riau, menyebabkan seorang pekerja kehutanan tewas diterkam.
INVESTIGASI Polsek Rokan IV Koto, Koramil Rokan IV Koto, dan Yayasan Arsari, menghasilkan terungkapnya enam orang tersangka kasus kematian harimau sumatra akibat jerat di Riau.
Satwa mencakup semua jenis hewan, mulai dari yang berukuran kecil seperti serangga, hingga hewan besar seperti gajah dan paus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved