Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus mengampanyekan antisipasi penanggulangan kebakaran lahan dan karhutla (karhutla) termasuk juga aksi pencegahan karhutla di lapangan.
Untuk mencegah dan menanggulangi karhutla, KLH telah menjalin kerja sama dengan stakeholder atau pemangku kepentingan termasuk melibatkan Polri.
Untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam penanggulangan karhutla, PT. Jatim Jaya Perkasa (JJP) berhasil mencegah kebakaran di lahannya yang berlokasi di Riau selama 2015 -2019.
“Total luas area lahan JJP yang terlindungi dari bencana kebakaran lahan dan hutan (karhutla) sekitar 8.200 hektare,” jelas Direktur PT Jatim Jaya Perkasa (JJP) Halim Gozali dalam pers rilisnya kepada media, Jumat (6/12).
Padahal ancaman kebakaran masih saja membayangi daerah Riau dan sekitarnya. Karhutla di Riau terjadi sejak awal 2019 dengan tingkat kebakaran fluktuatif setiap bulannya. Terparah terjadi sejak akhir Juni dan sempat mereda akhir Agustus serta melonjak lagi awal September 2019.
Direktur PT Jatim Jaya Perkasa (JJP) Halim Gozali juga mengatakan capaian PT JJP menahan bencana kebakaran itu pun menjadi prestasi tersendiri yang akan terus dipertahankan dan menjadi inspirasi.
“Kami sangat mendukung pemerintah di masa kepemimpinan Presiden Jokowi, yang tidak kenal lelah dan terus menerus mengingatkan kami pihak swasta dengan membuat regulasi sebagai pedoman kami dalam menghadapi serta mengantisipasi sekaligus mengatasi terjadinya karhutla,” ujar Halim.
Dengan mengikuti regulasi yang telah ditetapkan oleh KLHK itulah, maka selama lima tahun berturut turut sejak tahun 2015, PT. JJP berhasil terhindar dari bencana kebakaran hutan dan lahan, tambah Halim Gozali.
“Capaian itu tentu tidak diraih dengan mudah. Menjaga lahan dari kobaran api butuh usaha keras dan kerja sama dengan segenap pihak terkait. Sebab sifat api yang mudah menyebar seiring tiupan angin,” jelas Halim.
Saat puncak musim kebakaran, jelas Halim, tim berjaga selama 24 jam non-stop. Jumlah petugas mencapai 95 orang, dibagi dalam tiga shift.
Masa darurat ini berlangsung hampir sebulan lamanya. "Terus menjaga agar api tidak masuk ke kawasan kebun," kata Halim.
Halim Gozali menjelaskan, secara umum ada tiga langkah besar untuk mengantisipasi ancaman karhutla.
Pertama, menurut Halim, monitoring titik panas (hot spot) yang dilakukan langsung dari lokasi kebun dan juga dilakukan jarak jauh dari kantor pusat di Jakarta.
“Kedua, ada peringatan dini (early warning) untuk pencegahan dini, yaitu adanya menara api, patroli, sarana dan prasarana (sapras) pemadam kebakaran,” jelas Halim.
“Ketiga, pembuatan parit pembatas dengan air tersedia di dalamnya dan pembuatan embung (penampung air) di kebun,” paparnya.
Kepala Desa setempat, Mukhlis, mengapresiasi langkah PT. JJP dalam mencegah kebakaran tersebut. Aksi JJP menjaga api memang tak hanya di kebunnya saja, tapi juga lahan sekitar.
'Wilayah kami bisa terbebas dari kebakaran, karena bantuan dari banyak pihak termasuk PT. JJP," ujarnya.
Salah satu kerja sama antisipasi dan pemadaman kebakaran yang dilakukan PT JJP dan pihak terkait adalah di wilayah Kecamatan Kubu, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
Pada September 2019 lalu, Tim Satgas Karhutla bersama Polri, BPBD, dan PT. Jatim Jaya Perkasa, melakukan pemadaman dan pendinginan di areal 65 hektare lahan gambut masyarakat yang terbakar. (OL-09)
Menteri KLH/BPLH, Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa dunia usaha harus mengambil peran aktif dalam pencegahan dan penanggulangan karhutla.
"Jadi saat wilayah yang mudah terbakar meluas, kami mohon bantuan, dukungan yang berada di Provinsi Riau benar-benar menjaga jangan sampai lahan itu terbakar,"
Polda Riau sedang terus menginvestigasi motif para tersangka di balik insiden Karhutla.
Satgas Udara diperkuat dengan dua helikopter patroli, tiga helikopter water bombing, dan dua pesawat modifikasi cuaca milik BNPB.
BMKG memperingatkan tingginya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Riau dan sekitarnya, menyusul puncak musim kemarau awal Agustus.
IP menjelaskan bahwa kabut asap di Batam lebih dipengaruhi oleh aktivitas lokal, seperti pembakaran sampah, serta arah dan kecepatan angin, bukan asap kiriman dari wilayah lain.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved