Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Pemerintah Pacu Petani Percepat Olah Tanah

(LD/UL/CS/AD/JL/RF/N-2)
29/10/2019 06:00
Pemerintah Pacu Petani Percepat Olah Tanah
Petani memperbaiki instalasi mesin pompa air untuk mengairi area persawahan(ANTARA FOTO/Arnas Padda)

KEMENTERIAN Pertanian bergerak cepat menyongsong datangnya musim penghujan. Bantuan pun dialirkan ke Kabupaten ­Purbalingga, Jawa Tengah, lewat Gerakan Percepatan Olah Tanah (GPOT).

“Pemerintah kabupaten telah menyiapkan 100 hektare lahan untuk GPOT. Kementerian Pertanian memberikan bantuan senilai Rp20 juta dalam satu bulan,” ujar Kepala Dinas Pertanian, Mukodam, Senin (28/10/2019).

Dana dipakai untuk membeli BBM mesin penyedot dan operatornya. “Saat ini curah hujan belum tinggi sehingga perlu bantuan mesin penyedot untuk mengaliri sawah.”

Di Jawa Barat, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Cirebon, Tasrip Abu Bakar, juga meminta para petani melakukan percepatan tanam. “Percepatan tanam ini juga untuk ­mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir di musim penghujan.”

Saat ini, pasokan air untuk area pertanian di wilayah timur Kabupaten Cirebon relatif aman. Mereka mendapat air dari Waduk Darma.

Bagaimana dengan ketersediaan pupuk? PT Pupuk Kujang yang berproduksi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menjamin pasokan pupuk untuk petani di Jawa Barat dan Banten aman hingga 3 bulan ke depan.

“Jumlahnya mencapai 185.570 ton untuk urea. Pupuk yang masih disimpan di pabrik mencapai 55.290 ton dan di gudang yang ada di setiap kabupaten mencapai 130.280 ton,” kata Manajer Humas PT Pupuk Kujang, Ade Cahya.

Ketua Gerakan Petani Mandiri Indonesia Jawa Barat, Yuyun Suyud, juga memastikan bahwa kebutuhan benih sudah mencukupi hingga Februari 2020. “Semuanya sudah didistribusikan oleh pemerintah untuk petani.”

Ketersediaan benih bagi petani juga dipastikan aman oleh Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

“Ketersediaan bibit sudah dianggarkan oleh pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten. Petani yang kesulitan tinggal melapor, dan kami akan membantu,” sebut Kepala Dinas Pertanian Anggalinus Gapul. (LD/UL/CS/AD/JL/RF/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya