Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
BUDAYAWAN Pantura yang tinggal di Kota Tegal, Jawa Tengah, Atmo Tan Sidik, 58, punya cara unik dalam upaya mempopulerkan batik. Ia suka memesan baju batik yang ditulisi puisi karyanya dengan bahasa tegalan. Terkait dengan Hari Batik Nasional, Atmo menyebut di balik karya seni batik banyak terkandung pesan moral yang tinggi dengan beragam corak dan motifnya.
"Mengapa kita tidak menuliskan pesan moral melalui puisi pada motif batik yang kita kenakan," ujar Atmo ditemui di kediamannya kawasan Marpangat, Kota Tegal, Kamis (3/10).
Mantan Kabag Humas Pemkab Brebes ini mengaku menuliskan puisi dalam baju batik yang selalu dikenakannya sejak 2009. Ketika itu ia masuk menjadi tim peneliti motif batik Salem Pemkab Brebes.
"Batik merupakan warisan leluhur yang terus berkembang dan menjadi usaha ekonomi kreatif. Sekarang banyak berkembang di banyak daerah," tuturnya.
Ia memberi contoh salah satu puisi yang ia tulis berkombinasikan dengan motif batik misalnya ngaji nggo luruh pinter (mengaji untuk mencari pintar). Kemudian jamaah nggo luruh bener (jemaah/ pengajian untuk mencari kepintaran), ben bener karo pinter sregepa ngaji karo jamaah (biar benar dan pintar giatlah mengaji dengan jemaah).
Tak hanya itu, tatakala memegang jabatan sebagai Kepala Badan Narkotika Kabupatenl (BNK) Brebes, Atmo pun menuliskan lima bahasa menolak bahasa menolak narkoba.
Mantan Kepala Desa Desa Pakijangan, Kecamatan Bulakamba ini mengaku hasil karya puisi batiknya banyak disukai para tokoh. Mereka tak sedikit yang memesan. Di antaranya artis Yessy Gusman, budayawan Zamawi Imron dan Ahmad Tohari.
baca juga: Harapan tidak Muluk-Muluk para Pengungsi Wamena
"Banyak juga pejabat yang memesan baju batik yang kemudian saya bikinkan puisinya. Untuk kombinasi bisa batik Tegal, batik Salem dan jenis batik lain tanpa harus merusak corak dan motifnya," urai pria yang mendapat penghargaan Kemendikbud sebagai Maestro Seni Tradisi. (OL-3)
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
Bangunan ini telah bertransformasi menjadi banyak tempat di antaranya tempat tinggal dokter gigi pertama Indonesia dan sekarang hadir sebagai restoran Bunga Rampai
Melalui program Desa BRILiaN, BRI mendukung pengembangan UMKM Batik Parang Kaliurang di Sleman.
Motif Wakaroros bukan sekadar corak estetis. Ia adalah narasi visual masyarakat Dayak Basap, suku adat yang hidup berdampingan dengan rimba Karst Sangkulirang-Mangkalihat.
Dengan tagline produk “When Art Meets Performance”, laptop ini tidak hanya unggul secara teknologi tetapi juga membawa identitas budaya dalam perangkat modern.
Di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik percetakan dalam industri batik, Aisha Nadia tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved