Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Dana Distribusi Air Gunungkidul Menipis

Agus Utantoro
10/9/2019 09:37
Dana Distribusi Air Gunungkidul Menipis
Ilustrasi(Antara )

BADAN Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, tinggal memiliki dana untuk distribusi 440 tangki air bersih ke masyarakat. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Gunungkidul Edy Basuki, menjelaskan, untuk tahun 2019 APBD Kabupaten Gunungkidul menyediakan anggaran sebesar Rp530 juta. Dana tersebut digunakan untuk membiayai pelaksanaan distribusi air bersih sebanyak 2000 tangki.

"Sampai saat ini, BPBD sudah mendistribusikan 1.560 tangki. Artinya tinggal tersisa untuk 440 tangki," kata Edy, Selasa (10/9).

Meski menipis, Edy Basuki menyatakan tidak khawatir jika kekurangan dana. Menurut dia, sampai saat ini masih ada dana cadangan. Hanya saja untuk mengaksesnya harus meningkatkan status menjadi darurat kekeringan. Edy menambahkan sejauh ini Pemkab Gunungkidul belum menetapkan status darurat kekeringan. Ia memperkirakan status tersebut akan dinaikkan seiring dengan habisnya dana untuk distribusi air bersih.

"Selain distribusi dari BPBD, ada pula distribusi yang merupakan bantuan dari dermawan atau CSR perusahaan," katanya.

Sementara Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan mengatakan, BNPB khawatir dengan berkembangnya bencana-bencana yang bersifat slow on set termasuk di dalamnya adalah soal kekeringan.

Dia menjelaskan langkah yang dilakukan oleh Komunitas Banyu Bening, Sardonoharjo, Sleman dengan progam memanen air hujan dapat dijadikan salah satu model untuk menanggulangi kesulitan air bersih terutama saat musim kemarau. Melalui progam ini air hujan ditampung dan selanjutnya diproses melalui elektrolisa akhirnya air hujan tersebut 80% dapat  menjadi air konsumsi dan sisanya limbah yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman.

baca juga: Gara-Gara Puntung Rokok Bakar Lima Hektar Hutan Jati

Ia menegaskan, ke depan akan ada banyak tokoh masyarakat dari daerah yang mengalami kesulitan air bersih akan mendapat pengetahuan mengenai pengolahan air hujan menjadi air bersih yang dapat diminum. Selain kekeringan, Stasiun Klimatologi Mlati, BMKG Yogyakarta mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan Samudera Hindia terutama di selatan Yogyakarta. Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Reni Kraningtyas, Selasa menjelaskan, gelombang tinggi pada Selasa (10/9/2019) dapat mencapai ketinggian  2,5 meter hingga 3,0 meter. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya