Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
KEPOLISIAN Resor Mimika menduga ada penumpang gelap di aksi unjuk rasa damai di Timika, Kabupaten Mimika, Papua yang berujung rusuh, Rabu (21/8). Mulanya aksi di halaman kantor DPRD Mimika hanya menyuarakan antirasialisme.
"Sebagaimana kami identifikasi. Tidak ada koordinator lapangan dari kegiatan unjuk rasa ini,' kata Kapolres Mimika AKBP Agung Marlianto, Rabu (21/8) malam.
Agung menerangkan aksi mulanya menyuarakan dugaan rasialisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang, Jawa Timur. Namun tiba-tiba ada orasi yang menyuarakan kemerdekaan Papua dan menuntut referendum berpisah dengan NKRI.
Dia menuturkan pihaknya, sebelum kericuhan terjadi, telah menangkap 13 warga Timika pada Rabu (21/8) pagi. Belasan warga diduga simpatisan Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Baca juga: Kominfo Blokir Data di Papua dan Papua Barat
Agung melanjutkan saat ditangkap, mereka sedang memalang jalan dan memaksa tempat usaha meminta ban bekas. Selain itu saat ditangkap juga didapat bensin dan senjata tajam.
"Kami juga menemukan bendera bintang kejora. Jadi, jelas ada penumpang gelap yang berseberangan untuk memanfaatkan momentum aksi unjuk rasa damai ini," jelasnya.
Kapolres memastikan situasi di Kota Timika sudah kondusif. Aktivitas masyarakat berjalan normal pascabentrok saat pembubaran aksi ricuh di gedung DPRD Mimika.
"Semua sudah dikendalikan dengan baik," tandas Agung. (OL-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved