Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
KONDISI penyalahgunaan narkoba di Jawa Barat sangat memprihatinkan. Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat tingkat prevalensi mencapai 3%-5% dari total penduduk.
“Mayoritas korban narkoba ialah generasi muda. Jabar jadi fokus kami karena kondisinya sudah sangat berbahaya,” papar Kepala BNN Komisaris Jenderal Heru Winarko, di Cianjur, Selasa (13/8).
Seusai menghadiri Deklarasi Serentak Desa Bersih Narkoba pada 360 desa dan kelurahan, ia mengakui penyebab tingginya prevalensi itu karena populasi penduduk yang besar, akses infrastruktur yang mudah, dan pelabuhan yang banyak.
Pada kesempatan yang sama, ia menambahkan, 90% transaksi narkoba di Indonesia dikendalikan dari lembaga pemasyarakatan. Sejumlah langkah sudah dilakukan, di antaranya memutasi narapidana yang jadi bandar ke LP yang superketat. “Yang terkini, 30 narapidana narkoba dari Palembang dipindah ke Nusa Kambangan,” jelas Heru.
Kekhawatiran atas peredaran narkoba juga dirasakan Kapolda Jambi, Inspektur Jenderal Muchlis AS. Kemarin, Polda Jambi menangkap tiga kurir sabu dan ganja. Barang bukti yang disita berupa 1 kilogram sabu dan 259 kg sabu. “Kami terus berupaya keras memotong rantai distribusi narkoba.”
Sementara itu, Direktur Narkoba Polda Bangka Belitung Kombes Mirzal Alwi, mengaku daerahnya menjadi jalur transit narkoba ke Pulau Jawa. “Pengamanan di jalur selatan Sumatra ketat sehingga bandar memanfaatkan Pulau Bangka.” (BB/SL/RF/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved