Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
TANAMAN padi seluas 17,5 hektare yang tersebar di tiga kabupaten di Bali saat ini mengalami puso atau gagal panen akibat kekeringan berkepanjangan. Luasan lahan pertanian yang terdampak kekeringan di Kabupaten Buleleng sebesar 9,5 hektare, disusul Kabupaten Jembrana 7 hektare, dan Kabupaten Karangasem seluas 1 hektare.
"Tanaman padi yang sudah mengalami puso saat ini seluas 17,5 hektare," ujar Kepala Unit Pelaksana Teknis Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Bali, Nyoman Suastika saat dihubungi Selasa (13/8).
Bila kemarau terus berkepanjangan hingga minimal dalam satu bulan ke depan, menurut Suastika ancaman puso bisa bertambah lagi hingga 181 hektare yang tersebar di lima kabupaten. Yakni Buleleng 90 hektare, disusul Jembrana 80 hektare, Karangasem 6 hektare, Badung 3 hektare dan Tabanan 2,4 hektare.
"Saat ini luasan 181 hektare tanaman padi itu dalam kondisi kekeringan ringan, sedang hingga berat," jelas Suastika.
Adapun upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan tanaman padi dari ancaman puso terutama yang mengalami kekeringan ringan adalah dengan sistem bergilir dalam penggunaan air subak yang debitnya sudah menurun drastis.Dengan estimasi target produksi 6 ton/hektare, maka Bali bisa terancam kehilangan hingga 188 ton padi kering panen dari luas sawah baku yang mencapai 79 ribu hektare.
baca juga: Menggali Potensi Tanaman Obat Dari Pegunungan Meratus
"Tapi yang sudah pasti kehilangan sekitar 105 ton dari 17,5 hektar sawah yang saat ini kondisinya puso," ujarnya.
Tahun 2018, realisasi produksi padi kering panen di Bali mencapai 790 ribu ton dengan target produksi 5,6 ton/hektarenya. (OL-3)
"Kami juga sudah mempersiapkan anggaran untuk operasional truk tangki penyuplai air bersih yang jumlahnya ada lima unit dengan kapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter,"
AKIBAT tidak turun hujan dan krisis air saluran irigasi, kekeringan lahan sawah di Kabupaten Pidie, Aceh, semakin parah.
Di Desa Ceurih Kupula, Desa Pulo Tunong, Desa Mesjid Reubee dan Desa Geudong, puluhan ha lahan sawah mengering. Lalu tanah bagian lantai rumpun padi pecah-pecah.
SEBANYAK 10,25 hektare lahan pertanian di Tanah Datar terdampak kekeringan, dan 5,25 hektare di antaranya sudah dinyatakan puso atau gagal panen.
SIUMA menggunakan sensor kelembaban tanah berbasis IoT yang terkoneksi langsung ke grup WhatsApp petani, sehingga memungkinkan pengambilan keputusan irigasi secara real time.
PERUBAHAN pola cuaca semakin nyata di Indonesia. Peneliti BRIN Erma Yulihastin, mengungkapkan bahwa musim hujan saat ini tak lagi berjalan secara reguler.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved