Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PENANGANAN dampak kekeringan tidak bisa dilakukan dengan cara biasa lagi. Satu demi satu daerah menyatakan wilayahnya dalam status darurat kekeringan sehingga butuh penanganan khusus.
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, misalnya menetapkan wilayahnya berstatus Siaga Darurat Kekeringan. Penetapan berlaku sejak 1 Agustus hingga akhir Oktober.
“Wilayah terdampak kekeringan terus meluas. Plt Bupati sudah menetapkan Siaga Darurat Kekeringan, setelah 18 kecamatan terdampak kekeringan,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Cianjur, Dodi Permadi, kemarin.
Ke-18 kecamatan tersebut dilaporkan mengalami krisis air bersih dan kerusakan lahan pertanian. Kecamatan yang mengalami krisis air bersih dan kerusakan lahan pertanian sudah meminta bantuan penanggulangan.
Selama masa Siaga Darurat Kekeringan, lanjut Dodi, BPBD berkoordinasi dengan perangkat daerah berkompeten untuk menanggulangi dampak kekeringan.
“Untuk menanggulangi kebutuhan air bersih di masyarakat, kami koordinasikan dengan Perumdam Tirta Mukti dan dinas perumahan kawasan permukiman dan pertanahan. Untuk lahan pertanian, kami koordinasikan dengan dinas pertanian perkebunan pangan dan hortikultura,” ungkapnya.
Plt Bupati Cianjur, Herman Suherman, mengakui hampir semua wilayah di 32 kecamatan di wilayahnya mengalami kesulitan air. Pemkab Cianjur dibantu Perumdam Tirta Mukti terus menyuplai pasokan air bersih ke sejumlah kecamatan yang mengalami kekeringan.
Meluas
Setali tiga uang, krisis air bersih yang melanda Banyumas, Jawa Tengah, juga terus meluas. Sampai kemarin, sudah 29 desa di 14 kecamatan terdampak.
“Jumlah warga yang terdampak mencapai 28 ribu jiwa lebih atau 8.125 kepala keluarga. Hingga Sabtu (10/8), BPBD telah menyalurkan 391 tangki dari 1.000 tangki air bersih yang disiapkan,” ungkap Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas Ariono Poerwanto.
kekeringan di Banyumas diperkirakan masih akan berlanjut, karena curah hujan pada Agustus diperkirakan masih rendah. “Kami berharap masyarakat ikut berhemat dalam penggunaan air bersih. Pasalnya, selama Agustus, hujan belum akan turun.”
Selain pertanian, di Jambi, kekeringan juga membuat petani ikan di kolam dan keramba apung dagdigdug. “Pasokan air dari Sungai Batanghari terus berkurang,” aku Jaka, petani kolam air tawar di Desa Tangkit Baru, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi.
Untuk mendapatkan pasokan air, lanjutnya, sulit dilakukan karena parit atau kanal air yang selama ini diandalkan sudah kering. Sementara itu, menyedot dengan pompa air ke Sungai Batanghari tidak memungkinkan karena jaraknya terlalu jauh.
“Airnya sudah tidak sehat karena susut. Kami takut ikan mabuk karena keracunan sehingga pemberian pakan terpaksa dikurangi,” tambah Jaka.
Kekeringan yang juga melanda Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, membuat sejumlah ternak kekurangan pakan sehingga mati. “Untuk mencari pakan, saya sering harus mencari ke kampung tetangga yang berjarak hampir 15 kilometer,” ungkap Musa, petani. (BK/LD/SL/PT/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved