Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Gunungkidul Minta Daging Kurban Dibungkus dengan Daun Jati

Agus Utantoro
06/8/2019 20:38
Gunungkidul Minta Daging Kurban Dibungkus dengan Daun Jati
ilustrasi -- Hewan-hewan kurban sapi, kambing, dan domba di Pasar Hewan Ambarketawang, Sleman, Yogyakarta(MI/AGUS UTANTORO)

WAKIL Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi, Selasa (6/8), meminta masyarakat khususnya panitia penyelenggara penyembelihan ternak kurban tidak lagi menggunakan tas plastik (kresek) untuk membungkus daging kurban.

Sebagai gantinya, kata Immawan, daging dibungkus dengan menggunakan daun jati. 

"Saya mengharap para panitia meninggalkan plastik sebagai pembungkus daging sembelihan kurban. Sebagai gantinya, bisa menggunakan daun jati," katanya.

Menurut Wakil Bupati Gunungkidul itu, jauh sebelum penggunaan plastik itu meluas, pembungkus daging yang dibeli di pasar-pasar, biasa menggunakan daun jati.

Dikatakannya, hal itu masih sebatas imbauan dan Pemkab Gunungkidul belum mengeluarkan edaran yang terkait penggunaan plastik untuk pembungkus daging kurban. 

"Belum ada edaran yang secara formal dikeluarkan. Kami sudah berkali-kali mengajak masyarakat agar tidak lagi menggunakan kantong plastik. Pada Idul Adha ini, kami harapkan lagi agar tidak menggunakan plastik, sebagai pengganti bisa saja menggunakan daun jati sebagai pembungkus," ujarnya.

Immawan menambahkan penggunaan daun jati merupakan kearifan lokal dan penggunaan daun jati sebagai pembungkus ini lebih ramah lingkungan serta daging tidak cepat membusuk.

Baca juga: Kesehatan Hewan Kurban di Kota Bekasi Mengkhawatirkan

Sementara Dinas Lingkungan Hidul (DLH) Kota Yogyakarta meluncurkan gerakan Idul Adha tanpa kantong plastik. Kampanye ini diharapkan akan mengurangi limbah plastik. 

"Selain akan meningkatkan volume limbah plastik, penggunaan kantong plastik sebagai pembungkus daging juga tidak baik bagi kesehatan," kata Kepala DLH Kota Yogyakarta, Suyana, Selasa (6/8).

Menurut dia, kantong plastik memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan. Salah satu penyebabnya karena banyaknya kantong plastik yang terbuat dari bahan daur ulang. 

"Memang menggunakan kantong plastik bening lebih baik dibanding dengan menggunakan kantong plastik warna hitam. Namun akan lebih baik jika tidak lagi menggunakan plastik," ujarnya.

Sebagai gantinya, DLH menyodorkan penggunaan besek atau wadah yang terbuat dari anyaman bambu.

Selain mengimbau tidak menggunakan kantong plastik, DLH juga mengimbau agar tidak mencuci atau membuang kotoran sisa sembelihan ke aliran sungai. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah penyebaran bakteri E-coli.

"Mencuci jerohan di sungai berpotensi menyebarkan bakteri E-coli," katanya. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya