Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
MENJELANG 17 Agustus, warga Kampung Ranji Ranjata dan Ciledug, Desa Cimari, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat cukup sibuk. Sebab kampung itu dikenal sebagai sentra pengrajin bendera hingga umbul-umbul jelang HUT Kemerdekaan RI. Para pengrajin hampir seluruhnya adalah masyarakat kampung tersbeut. Mereka membuat bendera merah putih dan umbul-umbul. Pengerjaannya dilakukan sejak Mei hingga Agustus.
"Sebenarnya untuk pengerjaan pembuatan bendera dan umbul-umbul ini untuk beberapa pekerjaan seperti pengadaan bahan sudah dimulai sejak Mei. Namun untuk produksi biasanya mulai dilakukan pada bulan Juni dan Juli. Sedangkan untuk penjualan biasanya itu baru dimuai sejak akhir Juli atau awal bulan Agustus," ujar Koordinator pengrajin sekaligus pengusaha bendera, Suryaman, Senin (5/8).
Suryaman mengatakan, di Desa Cimari terdapat sekitar empat kelompok pengrajin bendera dan umbul-umbul. Masing-masing kelompok pengrajin itu biasanya mampu menampung tenaga kerja termasuk tenaga pemasaran hingga ratusan orang tenaga kerja.
"Setiap musim bulan Agustus setiap kelompok pengrajin mampu memproduksi bendera dan umbul-umbul hingga 6.000 ribuan kodi. Tetapi di tahun sekarang ini baru mencapai 2000 kodi atau sekitar tiga ton yang sudah menjadi bendera dan umbul-umbul," katanya.
Selanjutnya, bendera dan umbul-umbul buatan pengrajin Cimari sebagian telah dipasarkan ke berapa kota terdekat seperti Tasikmalaya, Ciamis dan Kota Banjar. Sedangkan sebagian besar lagi di jual ke berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Bendera dan umbul-umbul hasil para pengrajin di Dusun Ranji dan Kampung Ciledug, Desa Cimari dijual dengan harga Rp400.000 per kodi berisi 20 lembar. Sehingga jika dikalikan dengan jumlah 6.000 kodi omset penjualan bendera bisa mencapai Rp2,4 miliar.
"Selama ini tentu kalau keuntungan sih masih susah dihitung, karena biaya produksi dan ongkos trasportasi cukup besar. Yang jelas kalo dihitung produksi sebanyak 6 ribu kodi maka keuntungan yang didapatkan sekitar Rp1 miliar atau 2.500 kodi," paparnya.
baca juga: Cabai Dijual di Pasar Murah Untuk Stabilkan Harga
Junaedi, 70 pengrajin bendera di Desa Cimari menambahkan desanya memang terkenal sebagai daerah produksi kerajinan bendara dan umbul-umbul. Namun para pengrajin kebanyakan memasarkan sendiri hasil kerajinan ke berbagai daerah.
"Para pengrajin bendera dan umbul-umbul di Desa Cimari kebanyakan ibu rumah tangga. Suami mereka berjualan bendera ke daerah lain di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sekarang ini banyak juga pesanan datang dari Jakarta dan Bandung serta pemerintahan," tutur Junaedi. (OL-3)
Menurut Angela, pertemuan ini sangat penting sebagai bentuk kepedulian bersama terhadap pariwisata yang merupakan sektor paling terdampak wabah Covid-19.
Di Indonesia lebih dari 2.000 hotel tutup, hampir semua tujuan wisata, objek, dan fasilitas pariwisata terhenti dan berimbas pada para pekerja di dalamnya.
Program tersebut meliputi penyediaan fasilitas akomodasi, transportasi, dan konsumsi bagi tenaga medis dan tenaga pendukung RS Rujukan penanganan Covid-19.
Untuk memberi dukungan kepada tenaga medis penanganan Covid-19, Swiss-BelHotel Pondok Indah bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Pada saat Indonesia mengalami krisis moneter 1998, KUMKM menjadi penyangga ekonomi nasional. Menyerap tenaga kerja, dan menggerakan perekonomian.
Sayangnya, para barista tidak bisa menginformasikan pada pembeli apa yang mereka sajikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved