Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
KEKERINGAN yang melanda sejumlah wilayah di Tanah Air selain menyulitkan masyarakat memperoleh air bersih, juga mengakibatkan lahan pertanian tidak mendapat pasokan air, bahkan puso.
Di Indramayu, Jawa Barat, 5.666 hektare (ha) sawah puso pada musim kemarau kali ini dengan kerugian Rp138 miliar.
Berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, total luas tanaman padi di wilayah itu pada musim tanam kali ini mencapai 110 ribu ha. Dari jumlah itu, 5.666 ha di antaranya puso.
“Sisanya kekeringan ringan hingga berat,” kata Kepala Dinas Pertanian Indramayu, Takmid, Jumat (26/7).
Ia menyebutkan luas tanaman yang kekeringan berat 4.128 ha, kekeringan sedang 2.436 ha, dan kekeringan ringan 3.184 ha. Ada pula tanaman padi yang terancam kekeringan seluas 6.935 ha.
Lahan yang puso, lanjutnya, menimbulkan kerugian bagi petani. Jika dikalikan dengan harga pokok penjualan (HPP) gabah kering panen yang senilai Rp4.070 per kilogram, kerugian yang dialami petani akibat puso di Indramayu mencapai Rp138 miliar.
“Kami bukan tidak berupaya mengatasi kekeringan. Berbagai upaya sudah kami lakukan,” ujarnya.
Ia mengatakan upaya itu antara lain menerapkan jadwal pengairan sawah secara bergilir dengan pengawasan ketat aparat.
Namun, banyaknya pintu air yang rusak membuat pasokan air di saluran irigasi tidak bisa sampai ke wilayah yang berada di ujung saluran.
Selain itu, ketidakpatuhan petani dalam penerapan jadwal penggiliran mengakibatkan lahan lainnya tidak kebagian pasokan air.
“Ada petani yang menyedot air di luar jadwal atau menjebol tanggul (untuk mendapatkan air),” ungkap Takmid.
Paling parah
Kekeringan Waduk Sempor yang berada di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, kali ini ialah yang paling parah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Pada kondisi optimal, volume air waduk mencapai 36 juta meter kubik, tetapi kini hanya tersisa 1,9 juta meter kubik atau hanya 5%.
“Karena tidak ada hujan sejak beberapa bulan silam, kini volume air waduk tersisa 1,9 juta meter kubik. Dengan kondisi air waduk sebanyak itu, tidak mungkin untuk mengaliri areal persawahan. Sekarang air waduk hanya untuk keperluan air baku PDAM (perusahaan daerah air minum),” kata Kepala Bagian Unit Pengelolaan Bendungan (UPB) Waduk Sempor, Darmaji, Jumat (26/7).
Menurutnya, dengan volume air tersisa sekarang, mungkin PDAM juga bakal kesulitan air baku sebab saat ini elevasi waduk tercatat 47,3 meter dan akan habis jika tinggal 43 meter atau volumenya kurang dari 1 juta meter kubik.
Sementara itu, kekeringan juga terus melanda Kota Pangkalpinang, Provinsi bangka Belitung. Kesulitan air bersih berdampak pada meningkatnya permintaan sambungan air ke PDAM Tirta Pinang. Direktur PDAM Tirta Pinang Zuniar Nangtjik mengatakan, sejak kemarau setiap hari rata-rata ada 200 permintaan sambungan baru air bersih, tapi yang terlayani hanya 11 sambungan.
Di Jawa Tengah, 12 desa yang dilanda kekeringan di Kabupaten Klaten mendapat prioritas suplai air bersih. Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Klaten telah menyup-lai 195 tangki air bersih ke daerah yang kekeringan itu.
Anggaran untuk mengedrop air bersih senilai Rp200 juta tahun ini diharapkan cukup untuk penanganan daerah yang kekeringan di Klaten. (LD/RF/JS/FL/BB/FB/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved