Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
SETELAH koma selama enam hari seusai menjalani operasi, Wiko Jerianda, 16, korban kekerasan masa orientasi siswa di SMA Taruna Indonesia Palembang, meninggal dunia, Jumat malam (19/7).
Kuasa Hukum Keluarga Wiko Jerianda, Filri Darta mengatakan pihak keluarga sangat berduka dengan meninggalnya putra mereka. ''Wiko meninggal dunia Jumat malam,'' ujar Firli.
Ia mengatakan, Wiko meninggal dunia di RS Charitas Palembang setelah dirawat di ruang ICU. Bahkan kondisi Wiko terus menurun setelah selesai operasi pekan lalu.
"Menurun terus kesehatannya, sejak dia operasi enggak ada membaik. Drop terus kondisinya," kata Firli.
Sebelum meninggal dunia, Wiko sempat menjalani perawatan intensif selama enam hari. Wiko juga sempat dirawat di Rumah Sakit Karya Asih pada Sabtu, 13 Juli 2019.
Diketahui, Wiko dilarikan pihak sekolah ke rumah sakit saat tengah menjalani MOS. Pihak sekolah ketika itu menghubungi wali murid bahwa Wiko sedang sakit. Saat didatangi, Wiko sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Sementara itu di tubuh korban didapati sejumlah luka memar hingga memunculkan kecurigaan pihak keluarga. Dugaan kuat, Wiko merupakan korban kekerasan saat MOS di SMA Taruna Indonesia Palembang.
"Pihak keluarga akan melanjutkan proses hukum tersebut dan akan segera melaporkan secara resmi ke kepolisian," kata dia.
Pada Sabtu (20/7), Gubernur Sumatra Selatan, Herman Deru, lagnsung datang melayat ke rumah duka di Perumahan Sri Mas, Jalan Pertahanan Blok 16 RT 52 RW 03 Kecamatan Seberang Ulu, Kota Palembang.
Di rumah duka, Herman Deru berjanji akan membentuk tim khusus yang bekerja melakukan investigasi mulai Senin, (22/7). "Kita bentuk
komprehensif. Akan melibatkan orang tua siswa, dewan pendidikan Kota, dan Provinsi. Maksimal tim ini jumlahnya ada 9 orang. Saya tunjuk Kepala Dinas Pendidikan untuk menjadi ketuanya," ujar Deru.
Deru menjelaskan, tim yang dibentuk bertujuan menyelidiki kasus meninggalnya dua siswa taruna usai menjalani ospek. Menurut Deru, penting bagi tim ini melihat apakah ada kesengajaan lembaga yang menjadi penyebab korban meninggal dunia.
"Saya tidak mau lama, saya kasih seminggu saja Tim ini bekerja untuk mencari fakta-fakta sebenarnya mengenai sekolah ini," ujar dia.
(DW/OL-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved