Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Rabies Jadi Ancaman Besar Pariwisata Flores-Lembata

Palce Amalo
18/7/2019 10:45
Rabies Jadi Ancaman Besar Pariwisata Flores-Lembata
Ilustrasi(Antara)

PEMERHATI penyakit rabies, dr Asep Purnama mengatakan sejak rabies masuk ke wilayah Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 1997, sampai Juli 2019, tercatat 300 meninggal karena digigit anjing rabies.

Para korban juga termasuk kasus gigitan yang terjadi di pulau-pulau sekitar Flores, seperti Lembata. Jika penanggulangan rabies tidak dilakukan secara terstruktur, terencana dan masif, Da memastikan korban rabies masih terus berjatuhan. Kasus rabies juga menjadi ancaman besar bagi pariwisata Flores hingga Lembata.

"Mimpi Presiden Joko Widodo memajukan pariwisata NTT terutama Labuan Bajo akan sirna jika rabies sampai membunuh salah satu wisatawan," kata dokter Asep saat dihubungi Media Indonesia, Kamis (18/7).

Sampai awal Juni 2019, tercatat lima warga Kabupaten Sikka digigit anjing rabies. Adapun kasus gigitan rabies pada manusia di Sikka sekitar 1.000 kasus per tahun. Sedangkan kasus gigitan terakhir terjadi di Lembata pada 18 Juli 2019. Korbannya adalah balita berusia dua bulan digigit anjing rabies berusia satu tahun.

"Para stakeholder harus tahu dan menemui kasus-kasus ini supaya punya empati dan mau membantu masyarakat terhindar dari rabies," ujarnya.

Menurut Asep, manusia yang terkena gigitan anjing rabies diberi vaksin untuk mencegah kematian. Sedangkan anjing rabies diberi vaksin untuk mencegah penularan virus rabies. Akan tetapi di Sikka, alokasi vaksin untuk mencegah penularan virus rabies terbatas. Padahal sesuai aturan cakupan vaksinasi minimal mencapai 70% dari populasi anjing di daerah itu sebanyak 60.000 ekor.

"300 nyawa saudara kita mati sia-sia akibat rabies. Perlu berapa korban nyawa lagi sampai Flores dan Lembata terbebas dari ancaman rabies," ujarnya.

Jika penanggulangan virus rabies tidak dilakukan secara masif, berpotensi menyebar ke pulau-pulau lainnya seperti Pulau Timor, Sumba, Alor dan lainnya. Pasalnya setelah virus rabies menyebar di Flores sampai Lembata, pada 2008, virus rabies masuk Bali. Dan pada 2019, virus rabies masuk ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

baca juga: Diinisiasi Gubernur Nurdin, Sulsel Terima Aset Rp2,8 T dari Lippo

"Kalau sampai itu terjadi, upaya pembebasan rabies dari NTT akan menjadi berat dan berbiaya tinggi," tambah dokter Asep.

Menurutnya penanggulangan rabies tidak cukup hanya dikerahkan oleh para bupati. Menurutnya Gubernur NTT harus turun tangan memimpin upaya pembebasan rabies dari Flores sampai Lembata. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik