Headline

DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Nining Segera Tinggalkan Toilet Sekolah

(Wibowo Sangkala/N-2)
17/7/2019 23:20
Nining Segera Tinggalkan Toilet Sekolah
Nining Suryani, 44, guru honorer di Sekolah Dasar Negeri Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis,(Ist)

IRNA Narulita tidak bisa menutupi kegusarannya. Sepekan ini, pikirannya terusik dengan nasib seorang guru honorer yang terpaksa tinggal bersebelahan tembok dengan toilet sekolah.

“Saya malu. Seharusnya camat atau pihak sekolah segera melaporkanya ke pemerintah kabupaten sehingga segera bisa ditangani,” papar Bupati Pandeglang itu, Rabu (17/7).

Irna mengaku sudah menyemprot sang camat. Selain itu, ia dan anak buahnya bergerak cepat untuk mencari solusi bagi sang guru honorer.  “Sudah ada solusinya. Kami mengupayakan akan membangun kembali rumah kelurganya yang pernah roboh beberapa tahun lalu,” tandasnya.

Adalah Nining Suryani, 44, guru honorer di Sekolah Dasar Negeri Karyabuana 3, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, yang nama dan nasibnya mendadak viral karena didapati tinggal di dalam sebuah ruangan yang bersebelahan dengan toilet sekolah.

“Tidak benar ia tinggal toilet. Banyak berita harus diluruskan karena ia tinggal di ruangan di samping toilet,” jelas Irna.

Nining tinggal di ruangan berukuran 3x6 meter dengan dinding terbuat dari kayu. Dua tahun ia menempatinya bersama suami dan satu anaknya. Semua kegiatan dilakukan di ruangan tanpa sekat itu. Sangat tidak layak.

Ironis. Guru honorer ini sudah mengabdi selama 15 tahun di SDN Karyabuana 3.“Kami tidak mampu membeli atau mengontrak rumah di luar lingkungan sekolah,” tutur ibu dua anak ini.

Alasan itu masuk akal. Sebagai guru honorer, gaji Nining Rp350 ribu per bulan, dan ia terima tiga bulan sekali. Adapun sang suami, Ebi Suhaebi, 46, bekerja serabutan. Anak sulungnya sudah bekerja dan tinggal di Jakarta.

Sebelum memilih ruangan di sebelah toilet, Nining tinggal di rumah keluarga, yang lokasinya tidak jauh dari sekolah. Namun, dua tahun lalu, rumah itu roboh karena sudah tua dan kayunya banyak yang lapuk. Nining pun memberanikan diri meminta izin kepada kepala sekolah untuk bisa tinggal di dalam lokasi sekolah. Ruangan di samping toilet pun dipilih.

Selain tempat tinggal, sebagian ruangan yang ditinggali Nining juga digunakan untuk membuka warung. Nining, suami, dan anaknya memilih tidur persis di samping toilet.  

“Sudah dua tahun saya tinggal di sini. Beginilah kondisinya,” aku Nining mencoba menahan gejolak di dadanya.

Sama seperti orang lain, Nining ingin tinggal di rumah yang lebih layak. “Tapi apa daya, penghasilan saya dan suami tidak mencukupi,” tuturnya, pasrah. (Wibowo Sangkala/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya