Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Kota Palangkaraya, Kalteng, sudah dua hari ini (16-17 Juli) diselimuti kabut asap tipis. Kabut tipis ini diduga akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di daerah pinggiran kota.
Kabut asap yang muncul sekitar pukul 05.00 WIB hingga pukul 10 WIB itu masih belum mengganggu aktifitas. Tetapi asap sudah memaksa sebagian masyarakat harus menggunakan masker penutup hidung saat beraktivitas di luar rumah pada pagi hari.
Dari pantauan di lapangan, Rabu (17/7) para pelajar yang berangkat ke sekolah harus mengenakan masker untuk menghindari bau asap. Para orangtua yang mengantarkan anak mereka berangkat sekolah nampaknya tak mau mengambil risiko buah hati mereka terserang penyakit.
Rahma, 33, warga Perumnas Baru mengatakan kabut asap yang mulai menyelimuti Palangkaraya dalam dua hari ini sangat mengganggu anak sekolah.
"Saya terpaksa mewajibkan anak-anak untuk selalu memakai masker saat sekolah dan melakukan aktifitas di luar rumah karena cuaca sedang tak baik,"ujarnya.
Terpisah, Gubernur Kalteng Sugianto Sabran mengatakan saat ini pihaknya sudah mengirimkan surat kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar mengirimkan bantuan helikopter waterboombing guna melakukan pemadaman karhutla.
"Kita minta bantuan 10 unit helikopter dan kemungkinan nantinya akan yang dikirim sebanyak 6 unit," ujarnya.
Selain minta bantuan BNPB, dijelaskan gubernur, pihaknya juga meminta bantuan dari perusahaan yang berinvestasi ke Kalteng. "Kita nanti juga melakukan komunikasi kasi dengan pengusaha agar bisa membantu," ujarnya.
Ia juga menghimbau agar masyarakat jangan membakar lahan secara sembarangan yang bisa mengakibatkan kebakaran hutan. "Karena ini nanti akan berdampak banyak seperti pendidikan dan ekonomi,"ujarnya. (SS/OL-10)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved