Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Memanfaatkan Limbah Papan Bekas Beromzet Rp7 Juta Sebulan

Lina Herlina
04/7/2019 09:29
Memanfaatkan Limbah Papan Bekas Beromzet Rp7 Juta Sebulan
Yanto (kiri) menyulap limbah-limbah kayu menjadi sebuah karya seni dan punya nilai ekonomi.(MI/Lina Herlina )

LIMBAH bisa membawa berkah apabila diolah dengan tepat. Seperti dilakukan oleh Krisyanto atau akrab disapa Yanto, 32. Ia menyulap limbah-limbah kayu menjadi sebuah karya seni dan punya nilai ekonomi. Saat itu awal 2016, Yanto melihat banyak sekali tumpukan limbah kayu jati yang terbuang dan tidak dimanfaatkan. Ia pun mengaku
iseng-iseng mengumpulkan lempengan-lempengan kayu yang cukup besar.

"Awalnya hany dibuat jadi pigura atau bingkai. Terserah, bisa bingkai lukisan atau foto. Terus dikembangkan lagi jadi jam dinding, kotak multifungsi, rak-rak yang imut, pot bunga, dan sekarang jadi furniture. Tapi tergantung pesanan, kalau yang itu," terang Yanto saat ditemui di acara Temanggung Local Product Expo, Rabu (3/7).

Stand milik Yanto bernama Kayuki Kraft menjadi merek dagangnya. Standnya terbuat dari papan-papan kayu yang dipagari, dan dihiasi banya pigura serta diterangi lampu, dan menambah meriah dan menarik terlihat di pojok lokasi bazaar.

"Senang melihatnya, banyak koleksi dan cantik, bikin tertarik melihatnya. Kalau suka seni dan klasik bagus dan imut. Harganya juga tidak begitu mahal lah yah," sebut Kurnia, salah satu pengunjung stand Kayuki.

Yanto mengaku kemampuannya mengolah kayu bekas menjadi barang yang punya nilai seni itu merupakan keterampilan yang dilakoninya secara otodidak.

"Hidup di era sekarang ini butuh kraetivitas," tegasnya.

Bahkan sekarang, produk-produk hasil karyanya itu, tidak hanya dipasarkan di lokal Temanggung saja. Produknya sudah dijual hingga Semarang, Yogyakarta, bahkan ada pemesan dari Jakarta.

"Kita terus berinovasi, karena era saat ini menuntut untuk itu. Terbukti hasil seni kita banyak dipajang restoran, kafe, dan tempat tempat ramai lainnya. Tidak sedikit juga hanya dimanfaatkan sebagi latar foto selfie," jelas Yanto sambil tersenyum.

baca juga: Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Berpotensi Kekeringan Panjang

Awalnya, produk-produk senin yang ia hasilkan hanya dipasarkan lewat media sosial. "Disyukuri terus berkembang, bahkan ada waktu-waktu misalnya mau hari raya atau liburan itu bisa kebanjiran orderan. Tapi tidak semua diterima, karyawan masih terbatas," aku Yanto.

Menurutnya, harganya juga tidak terlalu mahal, ada yang puluhan ribu. Tapi ada juga jutaan rupiah. Tergantung kerumitan pengerjaannya. Dan untuk sekarang ini, Yanto mengaku omsetnya per bulan sudah bisa mencapai Rp7 jutaan. (OL-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik