Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Yunita Maulida,19, gadis penderita obesitas dengan berat 142 kilogram meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo, Rabu pagi (3/7). Yunita adalah warga Desa Grinting Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo meninggal di ruang Intensive Care Unit RSUD pukul 07.45 WIB. Yunita sempat kritis pada Selasa malam (2/7).
"Sempat kritis namun sadar sebentar dan meninggal Rabu pagi," kata Umiyatun, ibu Yunita.
Penderita obesitas itu sempat mengeluhkan sakit pada bagian perut dan dirawat di RSUD Sidoarjo pada 14 Juni hingga 25 Juni lalu. Yunita sempat dibawa pulang namun hanya sehari di rumah, dia dilarikan lagi ke RSUD Sidoarjo.
Yunita selama ini menderita komplikasi akibat adanya tekanan ke sejumlah pembuluh darah. Tekanan itu dikarenakan lemak yang berlebihan pada badannya. Selama di RSUD Sidoarjo dia mendapat penanganan dari tim dokter, baik dokter spesialis jantung maupun dokter yang menangani diet ketat. Penanganan pertama adalah memberikan antibiotik untuk penyembuhan infeksi dan kemudian penanganan pembengkakan jantung.
Sejak perawatan kedua pada 27 Juni lalu hingga meninggal dunia, Yunita berada di ruang ICU RSUD Sidoarjo. Sakit infeksi perut yang diderita Yunita sebenarnya sudah membaik, namun karena berat badannya berlebihan, pembengkakan jantung belum bisa diatasi.
"Yunita meninggal karena gagal jantung," kata Wakil Direktur RSUD Sidoarjo dr Syamsu Rahmadi.
baca juga: Tol Cisumdawu Ditargetkan Selesai Dua Tahun
Jenasah Yunita dibawa ke rumah duka dengan diantar ibu dan adiknya serta sejumlah kerabat. Yunita pernah dirawat di Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya pada 2016 untuk menanggulangi obesitasnya. Saat itu berat badannya 125 kg berhasil diturunkan menjadi 94 kg. Namun berat badannya membengkak lagi menjadi 142 kg dan mengakibatkan tidak mampu berjalan. (OL-3)
Hasil pemeriksaan kesehatan ASN DKI Jakarta pada 2024 menunjukkan salah satunya, sebanyak soal ASN Jakarta yang mengalami obesitas dan masalah kejiwaan.
BANYAK mengonsumsi gula bisa berbahaya bagi tubuh untuk jangka panjang karena bisa terserang berbagai penyakit salah satunya obesitas hingga diabetes melitus.
Pembatasan bertujuan agar anak tidak terpengaruh mengonsumsi makanan dengan kandungan garam, gula dan lemak tinggi yang kerap kali dipromosikan melalui iklan.
Obesitas terbukti meningkatkan risiko kanker empedu melalui pembentukan radikal bebas dan peradangan kronis.
Data terbaru Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat bahwa 19,7% anak usia 5–12 tahun dan 14,3% anak usia 13–18 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Penurunan berat badan ternyata tak hanya mengurangi lemak, tapi juga 'meremajakan' jaringan lemak di tingkat sel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved