Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
Yunita Maulida,19, gadis penderita obesitas dengan berat 142 kilogram meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo, Rabu pagi (3/7). Yunita adalah warga Desa Grinting Kecamatan Tulangan Kabupaten Sidoarjo meninggal di ruang Intensive Care Unit RSUD pukul 07.45 WIB. Yunita sempat kritis pada Selasa malam (2/7).
"Sempat kritis namun sadar sebentar dan meninggal Rabu pagi," kata Umiyatun, ibu Yunita.
Penderita obesitas itu sempat mengeluhkan sakit pada bagian perut dan dirawat di RSUD Sidoarjo pada 14 Juni hingga 25 Juni lalu. Yunita sempat dibawa pulang namun hanya sehari di rumah, dia dilarikan lagi ke RSUD Sidoarjo.
Yunita selama ini menderita komplikasi akibat adanya tekanan ke sejumlah pembuluh darah. Tekanan itu dikarenakan lemak yang berlebihan pada badannya. Selama di RSUD Sidoarjo dia mendapat penanganan dari tim dokter, baik dokter spesialis jantung maupun dokter yang menangani diet ketat. Penanganan pertama adalah memberikan antibiotik untuk penyembuhan infeksi dan kemudian penanganan pembengkakan jantung.
Sejak perawatan kedua pada 27 Juni lalu hingga meninggal dunia, Yunita berada di ruang ICU RSUD Sidoarjo. Sakit infeksi perut yang diderita Yunita sebenarnya sudah membaik, namun karena berat badannya berlebihan, pembengkakan jantung belum bisa diatasi.
"Yunita meninggal karena gagal jantung," kata Wakil Direktur RSUD Sidoarjo dr Syamsu Rahmadi.
baca juga: Tol Cisumdawu Ditargetkan Selesai Dua Tahun
Jenasah Yunita dibawa ke rumah duka dengan diantar ibu dan adiknya serta sejumlah kerabat. Yunita pernah dirawat di Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya pada 2016 untuk menanggulangi obesitasnya. Saat itu berat badannya 125 kg berhasil diturunkan menjadi 94 kg. Namun berat badannya membengkak lagi menjadi 142 kg dan mengakibatkan tidak mampu berjalan. (OL-3)
Ilmuwan Salk Institute menggunakan teknologi CRISPR untuk mengidentifikasi mikroprotein kunci dalam sel lemak, berpotensi jadi target terapi obesitas.
Jumlah penderita kanker hati di seluruh dunia diperkiakan hampir dua kali lipat pada 2050, jika pencegahannya tidak segara ditingkatkan.
Pola makan lebih dominan sebagai pemicu obesitas dibandingkan tingkat aktivitas fisik harian.
Hasil skrining kesehatan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di Provinsi DKI Jakarta. Pada skrining itu salah satunya ditemukan 62,09% obesitas.
Hasil pemeriksaan kesehatan ASN DKI Jakarta pada 2024 menunjukkan salah satunya, sebanyak soal ASN Jakarta yang mengalami obesitas dan masalah kejiwaan.
BANYAK mengonsumsi gula bisa berbahaya bagi tubuh untuk jangka panjang karena bisa terserang berbagai penyakit salah satunya obesitas hingga diabetes melitus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved