Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
TOKO kebutuhan ternak ayam broiler di Kota Tasikmalaya merugi hingga miliaran rupiah. Kerugian itu disebabkan selama ini harga day old chicks (DOC) anak ayam mengalami kenaikan. Hal ini berdampak pada harga jual ayam potong tidak sebanding dengan modal.
"Untuk sekarang ini pembibitan parent stock ayam ras broiler mengalami kenaikan dari September tahun lalu hingga Juni ini. Sebelum Ramadan harganya naik dari Rp2.500 hingga Rp3.500. Setelah Idul Fitri, harga DOC naik menjadi Rp6.000. Sedangkan modal awal yang dikeluarkan sebesar Rp20.000 per kg. Sementara harga jual ayam potong di rumah pemotongan sebesar Rp13.000 per kg," kata pengelola poultry shop (PS) Gunung Jati Kota Tasikmalaya, Bagio, Selasa (2/7).
"Untuk mengantisipasi kerugian itu, perusahaan langsung menghentikan pasokan bibit ayam ke perternak," ujar Bagio yang juga seorang peternak ayam.
Setiap hari ia melakukan penyebaran bibit untuk 35 ribu ayam. Namun sekarang ini ia menghentikan aktivitas pembibitan ayam. Bagio juga tidak bisa menjelaskan penyebab anjloknya harga ayam potong di pasaran.
Sementara peternak ayam broiler, Dede Salim, 50 di Kampung Depok, Kelurahan Sukamenak, Kecamatan Purbaratu mengatakan peternak mengalami kerugian karena biaya yang dikeluarkan selain harga bibit ayam yang naik, juga pakannya ikut naik. Ia juga harus membeli pakan gabah dan tabug gas untuk pemanasan.
baca juga: Chelsea Permanenkan Kovacic
"Ya sekarang ini harga jual ayam potong sudah dinaikkan dari Rp8.000 per kg menjadi Rp13.000 per kg di tingkat peternak ke pedagang. Tapi peternak yang rugi karena modalnya per kg sudah mencapai Rp20.000 per kg. Ini yang untung tetap pedagang karena harga ayam potong di pasar dijual antara Rp28.00 sampai Rp30.000 per kg," kata Dede. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved