Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pemkab Karo Beri Pompa Petani Terdampak Abu Vulkanis Sinabung

Puji Santoso
11/6/2019 18:02
Pemkab Karo Beri Pompa Petani Terdampak Abu Vulkanis Sinabung
Petani membersihkan tanaman kubis yang terkena dampak debu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, di Desa Sukandebi, Karo, Sumatra Utara(ANTARA/IRGA YADA TANKASIGA GINTING)

PEMERINTAH Kabupaten Karo, Sumatra Utara bergerak cepat untuk meminimalisasi kerugian pascaerupsi Gunung Sinabung, Minggu (6/9) lalu. 

Setelah sehari sebelumnya meninjau ke lapangan Senin (10/6) lalu, Pemkab mengambil kebijakan untuk membantu petani memperbaiki lahan pertanian yang rusak.

Kepala BPBD Karo, Martin Sitepu mengatakan, saat ini Pemkab Karo dan beberapa otoritas terkait yang tergabung dalam Satgas Gunung Sinabung telah membagikan beberapa alat pompa air kepada petani.

"Pompa-pompa air ini digunakan untuk menyiram tanaman petani agar tak rusak karena terpapar abu vulkanik," katanya, Selasa (11/6).

Pompa air yang tersedia saat ini diprioritaskan untuk beberapa desa yang terpapar cukup parah, terutama desa-desa yang ada di sebelah Tenggara gunung. Desa-desa ini memang terkena dampak paling besar karena saat erupsi, arah angin mengarah ke sana.

Saat Sinabung meletus, abu vulkanik memang tersebar di enam kecamatan di sana yakni Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Tiganderket, Kecamatan Payung, Kecamatan Tiga Binanga, Kecamatan Lau Baleng, Kecamatan Kutabuluh dan Kota Berastagi. Bahkan, sejumlah kawasan di Propinsi Aceh juga terkena imbas dari abu vulkanik Gunung Sinabung.

Di Kabupaten Karo, ada tiga kecamatan yang lahan pertaniannya mengalami kerusakan, yakni Kecamatan Payung, Kecamatan Naman Teran dan Kecamatan Kutabuluh. Lebih dari 70% lahan pertanian di sana mengalami kerusakan karena terpapar abu. Hanya saja, kata dia, kerusakan yang terjadi tidak terlalu parah dan hanya sebagian kecil yang berpotensi mengalami gagal panen.

Meski tak sampai gagal panen, dia memprediksi akan ada penurunan produktivitas tanaman pertanian di sana karena terpapar abu. Tanaman seperti cabai, tomat dan sayuran lainnya diperkirakan akan terjadi penurunan hasil panen. 

"Atau setidaknya terjadi penurunan kualitas, khususnya pada buah tomat atau cabai," ungkapnya.

Makanya, tambah dia, untuk menghindari kerugian yang lebih besar lagi, tanaman-tanaman tersebut disemprot dengan air untuk menghilangkan abu yang menempel. Jika tak disemprot, tanaman ini, khususnya yang dalam bentuk buah akan cepat membusuk dan tak laku di pasaran. 

"Pada intinya, aksi ini untuk penyelamatan perekonomian petani di sana," ujar Martin.

Baca juga: Abu Sinabung hingga ke Aceh

Sementara itu, setelah mengalami erupsi hebat pada hari Minggu (9/6) lalu, aktivitas Gunung Sinabung sejak hari Selasa pagi mulai mereda.

Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung, Armen Putra mengungkapkan, sejak Selasa dini hari hingga pagi ini, aktivitas gempa gunung itu nihil. 

"Sementara dari puncak gunung masih terlihat asap putih setinggi 100 meter hingga 300 meter," katanya ketika dihubungi secara terpisah Selasa (11/6).

Begitupun, kata dia, aktivitas kegempaan gunung itu secara umum masih fluktuatif. Potensi terjadinya erupsi masih sangat besar, mengingat aktivitasnya cenderung lebih aktif dalam beberapa hari belakangan. 

Meski aktivitas kegempaan masih nihil pada hari ini, dia memprediksi dalam waktu dekat gunung itu masih akan terus aktif dan bahkan berpotensi meningkat.

"Masyarakat juga masih diimbau untuk tidak mendekat ke wilayah-wilayah terdampak, terutama dalam radius 5 km dari puncak gunung. Wisatawan juga belum boleh mendekat," tegasnya.

Sebagaimana diketahui, hari Minggu (9/6) pukul 16.45 WIB lalu Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, kembali meletus dengan tinggi kolom abu mencapai 7.000 meter di atas puncak. Letusan ini merupakan yang terbesar sejak status Sinabung diturunkan pada Senin (20/5) dari Awas (level IV) menjadi level Siaga (level III).

Tercatat sebaran abu vulkanik Sinabung telah mencapai 20 km ke arah Tenggara. Kolom abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah selatan. 

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi ± 9 menit 17 detik. Terjadi awan panas ke arah tenggara 3,5 km dan selatan 3 km serta terdengar suara gemuruh sampai ke pos pengamatan Gunung Sinabung. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya