Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
BERKURANGNYA jumlah pemudik yang melintasi jalur pantura pada Lebaran tahun ini dikeluhkan penjaga toilet di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) karena pendapatan mereka menurun.
Apuk, penjaga toilet di SPBU Kerawang, Kudus, Jawa Tenagah, mengaku sejak adanya tol, jumlah pemudik yang memanfaatkan tempat peristirahatan di SPBU Kerawang, Kudus menurun drastis. Hal itu terlihat dari jumlah mobil pemudik yang masuk ke kompleks SPBU itu.
"Pengalaman tahun lalu, banyak pemudik yang memanfaatkan toilet di SPBU ini. Sekarang, lihat sendiri, cuman satu dua yang mampir," ujarnya, Minggu (9/6).
Dari 11 toilet yang tersedia, sepanjang arus mudik Lebaran kali ini tidak pernah penuh, sedangkan pada tahun sebelumnya selalu penuh pemudik yang memanfaatkan fasilitas tersebut. Akibatnya, pemasukan dari jasa toilet tidak sampai Rp300 ribu. Padahal, lanjut dia, pada tahun sebelumnya bisa dua kali lipat.
Akbar, pengelola toilet di SPBU Wonoketingal, Demak, mengakui hal yang sama bahwa sejak ada tol berdampak pada pemasukan dari jasa toilet.
Biasanya, kata dia, untuk jaga mulai pagi hingga sore bisa mendapatkan pemasukan lebih dari Rp400 ribu. Kini turun hingga 40%. Pada tahun sebelumnya, H-7 Lebaran sudah ramai pemudik, sedangkan pada tahun ini hingga puncak arus mudik masih tetap sepi.
Wawan, penjaga toilet di SPBU Modern Cangkring, Demak, juga mengakui hal yang sama bahwa jumlah pemudik yang melintasi jalur Pantura Timur Demak-Kudus pada tahun ini mengalami penurunan.
"Jika sebelumnya banyak yang memanfaatkan SPBU untuk tempat beristirahat sejenak, kini tidak lagi. Pemudik lebih banyak yang bablas melalui jalan tol," ujarnya. (P-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved