Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
TRADISI grebeg yang digelar oleh Keraton Kasunanan Surakarta tidak pernah lekang dari perhatian masyarakat. Baik itu Grebeg Sura, Grebeg Maulud, atau Grebeg Syawal, selalu ditunggu oleh ratusan warga yang ingin mencari berkah,untuk berebut gunungan yang penuh degan makanan atau hasil bumi yang dikeluarkan pihak keraton peninggalan Mataram Islam itu.
Seperti dalam gelaran tradisi Grebeg Pasa atau Grebeg Syawal yang dilaksanakan pihak Keraton Kasunanan Surakarta pada hari kedua lebaran, Kamis (6/6), sejak pagi ratusan masyarakat sudah menunggu di halaman Kori Kamandungan Keraton dan juga di halaman Masjid Agung Keraton Surakarta.
"Inilah keunikan grebeg dari Keraton Kasunanan, selalu ditunggu ratusan warga, yang berharap mendapatkan berkah keselamatan dari upacara tradisi yang digelar Ingkang Sinuhun Paku Buwono XIII. Adapun makna dari Grebeg Pasa itu sendiri adalah menandai kemenangan bagi umat muslim setelah berpuasa selama sebulan penuh, dan masuk ke bulan Syawal," tutur Pengageng Parentag Keraton Kasunanan Surakarta GPH Dipokusumo.
Dalam gelaran Grebeg Pasa tahun ini, keraton mengeluarkan dua gunungan hasil bumi dan makanan tradisional, yang disebut sebagai Gunungan Jaler dan Gunungan Isteri. Dua gunungan itu sebagai simbol, bahwa di dunia ini ada laki laki dan perempuan.
Dua gunungan yang dipersiapkan dari dalam kedhaton itu setelah mendapatkan palilah raja langsung dikeluarkan untuk dikirab menuju Masjid Agung Keraton oleh para prajurit keraton dengan pengamanan dari petugas Polri.
Baca juga: Keraton Yogyakarta Keluarkan Tujuh Gunungan
Begitu sampai di masjid berumur ratusan tahun itu, dua gunungan langsung diberi doa, dan kemudian diperebutkan.
Gunungan isteri yang berisi hasil bumi dibawa kembali ke kedalam tembok keraton, untuk diperebutkan para abdidalem di halaman Kori Kamandungan.
Sementara untuk gunungan jaler yang berisi penuh makanan tradisional diperebutkan di halaman masjid oleh ratusan warga dan wisatawan yang tidak sabar menanti sejak pagi.
"Ini sungguh pengalaman baru. Mudik dan berlibur di Kota Solo, ehh pas ada acara Grebeg Pasa di kompleks Keraton Kasunanan. Kami sangat tertarik, karena merupakan hal baru, ehh dapat rengginang, lumayan," tutur Sarwono, pemudik dari Depok, yang sedang mudik di Sukoharjo. (X-15)
Mulai dari klub raksasa Inggris hingga Jerman yang memiliki pemain muslim maupun tidak dan yang juara Liga Champions hingga puasa gelar musim ini.
Khotbah Idul Fitri 1 Syawal 1440 H di Masjid Nursiah Daud Paloh, Media Group
Tijili Benoa terletak di sisi pantai Tanjung Benoa yang menjadikan hotel ini tujuan yang sempurna untuk Anda, keluarga atau pasangan.
Jumlah ini baru memenuhi realisasi 39% dari total prediksi Jasa Marga untuk lalu lintas mudik yang menuju ke arah Timur sebesar 737.641 kendaraan sejak H-7 sampai H-1 Lebaran 2019.
Jumlah itu, terdiri atas 590 penerbangan domestik dan 160 penerbangan internasional.
Jumlah penumpang paling banyak terjadi pada hari ini, yaitu mencapai 25.491 pemudik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved