Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Produksi Rumput Laut Basah di NTT Capai 2,4 Juta Ton

Palce Amalo
29/5/2019 12:37
Produksi Rumput Laut Basah di NTT Capai 2,4 Juta Ton
DINAS Kelautan dan Perikanan NTT mencatat produksi rumput laut basah di daerah itu pada 2019 naik mencapai 2,4 juta ton(Antara )

DINAS Kelautan dan Perikanan Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat produksi rumput laut basah di daerah itu pada 2019, akan naik mencapai 2,4 juta ton atau senilai Rp4,7 triliun. Dengan harga jual Rp2.000 per kilogram. Angka itu meningkat dari total produksi rumput laut pada 2018 sebanyak 1,9 juta ton atau senilai Rp1,9 triliun.

Untuk produksi rumput laut basah, diprediksi mencapai 240 ribu ton pada 2019 senilai Rp5 triliun, naik jika dibandingkan pada 2018 sebesar 195 ribu ton senilai Rp4 miliar.

Sedangkan produksi rumput laut kering di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2019, naik mencapai 240 ribu ton atau senilai Rp5 triliun. Total produksi meningkat dibandingkan produksi rumput laut kering selama 2018 sebanyak 195 ribu ton atau senilai Rp4 triliun, dan dijual seharga Rp21.000 per kg.

Saat ini, harga rumput laut kering dihargai sebesar Rp22.000 per kg oleh PT Rote Keraginan Nusantara, perusahaan yang bermarkas di Desa Tabloling, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang. Perusahaan ini mengolah rumput laut jenis Euchema cottonni menjadi Alkali Treated Cottonii Chips (ATCC) sebelum diekspor ke lur negeri menjadi bahan baku industri. Ekspor perdana rumput laut sudah dilakukan sejak Selasa (28/5) sebanyak 25 ton tujuan Argentina.

Kepala Biro Humas Setda NTT, Marius Jelamu mengatakan sejumlah komoditas asal daerah itu segera diekspor ke luar negeri. Saat ini, NTT mengekspor rumput laut ke Argentina dan akan disusul ekspor komoditas lainnya ke luar negeri

"Ke depan, NTT akan mengekspor tepung kelor, kopi, ikan tuna, dan jambu mente. Gubernur dan wakil gubernur mendorong agar semua produk NTT menjadi tuan di rumahnya sendiri," kata Marius di Kupang, Rabu (29/5).

Menurut Marius, ekspor dilakukan setelah kebutuhan di daerah sudah terpenuhi. Selain itu seluruh produk yang diekspor tersebut telah memenuhi standar internasional.

baca juga: Eggi Sudjana Cabut Gugatan Praperadilan

"Inilah hasil karya gubernur dan wakil gubernur NTT, meskipun belum setahun memimpin NTT. Mereka telah mencatat sejarah baru bagi NTT yaitu mengekspor rumput laut," katanya.

Selain itu, produksi tepung refined carrageenan di daerah itu juga tercatat meningkat drastis menjadi 90,478 ton pada 2019 atau senilai Rp18 triliun. Sebelumnya produksi 2018 sebanyak 74.100 ton atau senilai Rp14,8 triliun. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya