Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Bekas Pembuangan Sampah Jadi Lokasi Wisata

Liliek Dharmawan
10/5/2019 11:01
Bekas Pembuangan Sampah Jadi Lokasi Wisata
Terowongan air yang dulunya menjadi tempat pembuangan sampah warga kini menjadi lokasi wisata favorit di Banyumas.(MI/Liliek Dharmawan )

LORONG dengan lebar 2 meter dan ketinggian 1,5 meter di Desa Kalibagor, Kecamatan Kalibagor, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) dikenal dengan nama Lorong Bothong, kini dimanfaatkan oleh masyarakat menjadi destinasi ngabuburit.

Pada masa pemerintahan Belanda, berdiri pabrik gula Kalibagor pada 1939. Dibuatlah terowongan untuk pembuangan limbah pabrik mengarah ke Kali Serayu. Ketika pabrik gula ditutup pada 1990-an, terowongan air ini masih berfungsi sampai sekarang. Pada Senin (6/5) lalu warga Desa Kalibagor membuka terowongan tersebut menjadi objek wisata. Mereka membentuk Paguyuban Wisata Jengkonang (PWJ) Kalibagor.

"Sejak dibuka Senin lalu ternyata masyarakat antuasias datang ke sini. Terutama sore hari sambil ngabuburit atau menunggu buka puasa," kata Ketua PWJ Kalibagor, Sumadi, Jumat (10/5).

Kini, terowongan yang dibuka sepanjang 80 meter itu dinamai Wisata Lorong Blothong. Selain itu di sepanjang lorong tersebut diberi lampu warna warni. Air yang masih terus mengalir di sepanjang terowongan semakin membuat indah. Ada warna merah, biru, hijau dan putih. Warna lampu terefleksi dari air dari yang mengalir menambah keindahan.
Sehingga warga kerap berswafoto dengan latar belakang lampu warna-warni. Pada ujung lorong, warga setempat membuat taman.

PWJ menarik tiket cukup murah, hanya Rp3 ribu. Selain lorong, di sekitar lokasi warga juga  menjajakan berbagai macam takjil. Sehingga bagi yang ngabuburit di lokasi setempat, bisa langsung membeli takjil untuk buka puasa.

baca juga:

Salah seorang penggagas Wisata Lorong Blothong, Bambang Kuswanto, mengatakan bothong berasal dari bahasa Jawa Banyumasan yang berarti limbah. Makanya, pada saat dibuka untuk dijadikan lokasi wisata, warga selama sebulan melakukan pembersihan dan penataan.

"Dulu, lokasi yang sekarang menjadi pintu masuk, merupakan tempat pembuangan sampah warga. Kemudian dibersihkan karena kondisinya sangat kumuh. Sekarang bisa  dilihat seperti apa," katanya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya