Headline

PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.  

Fokus

Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.

Tarekat Syattariyah Mulai Puasa Hari Ini

Yose Hendra
07/5/2019 14:20
Tarekat Syattariyah Mulai Puasa Hari Ini
Jemaah tarekat Syattariyah melaksanakan salat maghrib sambil menanti kemunculan bulan (hilal) di pantai Ulakan, Padangpariaman, Senin (6/5)(Antara )

JEMAAH Tarekat Syattariyah di Sumatra Barat memulai puasa pertama pada Selasa (7/5), atau sehari setelah ketetapan pemerintah. Pijakan tarekat tersebut adalah hilal yang baru tampak pada Senin (6/5).

"Benar, itu sesuai hitungan kami. Sebab, jemaah Tarekat Syattariyah menilik bulan pada Senin (6/5) sore. Dan kami sudah melihatnya, maka kami sudah mulai berpuasa Selasa (7/5)," kata Amirullah, Imam Tarekat Syattariyah di Masjid Nur Aman Nagari Surantih, Kecamatan Sutera, Pesisir Selatan, Selasa (7/5).

Ia menyebutkan, penentuan awal Ramadan menurut Tarekat Syattariyah menggunakan cara klasik. Sebab, metode yang dilakukan dengan cara penghitungan atau menilik (melihat) bulan dengan cara tradisional.
"Sesuai hitungan Taqwin (hitung hari dan hitung bulan), lalu kami sempurnakan dengan menilik bulan. Jika sudah sesuai, maka bertemulah satu Ramadan itu," ujarnya.

Menurut dia, penentuan satu Ramadan Tarekat Syattariyah dengan metode yang digunakan pemerintah jauh berbeda. Namun, tidak berbeda dengan halnya dalam prinsip-prinsip Islam.

"Kalau awal Ramadan tidak tampak, maka Syaban tetap kami genapkan menjadi 30 hari," tuturnya.

Amirullah menuturkan, meski terdapat sejumlah perbedaan dalam penentuan satu Ramadan, ia berkeyakinan tidak ada yang salah dalam ajaran agama Islam. Namun yang terpenting kata dia, adalah niat yang sama dan tetap saling menghargai antar sesama.

Pada kesempatan itu, pimpinan Tarekat Syattariyah Ulakan Tuanku Ali Amran mengatakan hilal diamati di 15 titik di seluruh Sumatra Barat. Selain di Ulakan, pengamatan juga dilakukan di Sijunjung, Pesisir Selatan, Dharmasraya dan sejumlah daerah lainnya di Padang Pariaman.

Menurut Tuanku Ali Imran, bulan terlihat di seluruh titik pengamatan itu.

"Laporan dari seluruh titik pengamatan, bulan tampak. Sehingga, tadi malam langsung dilaksanakan salat tarawih," ujarnya.

baca juga: Ribuan Pengendara Tidak Tertib Lalu Lintas

Tarikat Syattariyah dikembangkan oleh Syekh Burhanuddin, yang merupakan pengembang Islam pertama dari pesisir barat Sumatra Barat pada abad ke-17. Hingga kini, penyebarannya bukan saja di Sumatra Barta, melainkan  juga provinsi tetangga. Sebelumnya, Tarekat Naqsyabandiyyah juga berbeda hari dengan pemerintah
memulai 1 Ramadan. Jamaah yang berbasis di Pauh, Kota Padang ini telah mulai puasa sejak Sabtu (4/5). Meski penetapan puasa di Sumbar berbeda-beda, nyatanya tidak jadi persoalan. Semuanya saling menghormati, dan menjaga harmonisasi. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya