Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
KEMENTERIAN Pariwisata (Kemenpar) menyatakan kesiapannya mendampingi pengelola destinasi wisata yang ingin mengembangkan wisata halal di daerahnya sesuai dengan potensi lokal masyarakatnya.
Deputi Bidang Pengembang-an Destinasi Pariwisata Kemenpar Dadang Rizki Ratman mengatakan Indonesia telah ditetapkan sebagai destinasi wisata halal atau halal tourism terbaik dunia 2019 oleh standar Global Muslim Travel Index (GMTI). Untuk mendukung hal itu, Kemenpar menggelar Sosialisasi Pengembangan Pariwisata Halal Labuan Bajo, di Sylvi Resort, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (30/4).
Beberapa wilayah di Tanah Air tercatat mengungguli 130 destinasi dari seluruh dunia berdasarkan analisis GMTI yang mencakup 4 kriteria penilaian strategis, yaitu akses, komunikasi, lingkungan, dan layanan.
Kemenangan Indonesia di GMTI 2019 dan besarnya potensi wisata halal mulai dilirik beberapa wilayah di Tanah Air di luar 10 destinasi utama wisata halal yang sudah ditetapkan Kemenpar. Wilayah tersebut antara lain Sumatra Utara, Malang, Gorontalo, termasuk Labuan Bajo.
“Dalam hal ini, Kemenpar menyambut baik aspirasi dari daerah yang ingin mengembangkan wisata halal sebab bila daerah turut membantu penetapan destinasi wisata halal, akan dapat membantu target wisatawan halal sebesar 5 juta wisman atau 25% dari total target wisman di 2019 sebanyak 20 juta,” ucapnya.
Asisten Deputi Pengembang-an Destinasi Regional III, Harwan EC Wirasto, menambahkan posisi Indonesia nomor 1 GMTI harus diperkuat. Ca-ranya, dengan memperba-nyak destinasi wisata halal. “Atau menghadirkan nuansa wisata halal di destinasi prioritas seperti Labuan Bajo,” paparnya.
Menurut Harwan, hal tersebut bukan sesuatu yang mustahil. Ia mencontohkan Bali yang tetap menjadi destinasi populer buat traveler Timur Tengah, sebagaimana dirilis Conde Nast Traveler. “Bali sudah menjadi contoh dan hal serupa juga bisa dilakukan di Labuan Bajo, tentu ini akan semakin melengkapi Labuan Bajo sebagai destinasi,” paparnya.
Sementara itu, Dirut Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Shana Fatina, yang membuka acara sosialisasi itu menjelaskan, potensi Labuan Bajo sangat besar untuk menerima wisatawan muslim sebagai sebuah ceruk pasar yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
Meningkat
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat Agustinus Rinus menambahkan pada 2017 wisatawan yang mengunjungi Labuan Bajo sebanyak 111.749 orang. Pada 2018, bertambah menjadi 163.807 wisatawan atau naik sebesar 46%. “Kenaikan secara signifikan ini turut membawa optimisme bagi Manggarai Barat untuk dapat meraih ceruk pasar wisatawan halal ke Labuan Bajo,” ujarnya.
Adapun konsep pariwisata halal menurut GMTI ialah tersedianya makanan halal, fasilitas ibadah, air, dan toilet ramah wudu, serta lingkungan tanpa islamofobia. (RO/N-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved