Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
SAAT tombol ditekan, suara sirene pun bergema. Sebotol kendi dipukulkan ke bagian depan truk yang diparkir di halaman salah satu pabrik di Cirebon itu. Kemudian truk tersebut melaju perlahan.
“Truk ini membawa rubber airbag buatan anak negeri,” kata Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza saat melepas pengiriman pertama rubber airbag untuk PT Dak Bangka di Bangka Belitung, Senin (8/4).
Rubber airbag untuk bantalan kapal ini merupakan produk dalam negeri yang menggunakan hasil riset BPPT yang bekerja sama dengan Kemenristek-Dikti, Kementerian Perindustrian, dan Kemenko Kemaritiman selama dua tahun.
Rubber airbag diproduksi PT Samudera Luas Paramacitra di Cirebon. Pasar utamanya ialah pasar dalam negeri. Menurut Hammam, pembuatan rubber airbag ini merupakan awal kebangkitan industri pasar dalam negeri, khususnya dalam mendukung industri perkapalan dan kemaritiman.
“Kita berupaya untuk memberikan nilai tambah untuk sumber daya alam yang kita miliki,” terang Hammam.
Indonesia merupakan penghasil karet terbesar kedua di dunia. Sayangnya karet hanya diekspor tanpa berupaya untuk menambah nilainya. Lebih tragis lagi, Indonesia mengimpor barang karet, salah satunya rubber airbag untuk industri galangan kapal di dalam negeri. Bahkan 100% kebutuhan rubber airbag dalam negeri diimpor dari Tiongkok.
“Perlahan kita akan berupaya untuk menyubstitusinya,” kata Hammam.
Menurut Hammam, kebutuhan rubber airbag dalam negeri setiap tahunnya mencapai 1.500 unit. Jika diproduksi, bisa menyerap 600 ribu ton karet alam yang dihasilkan dari bumi Indonesia setiap tahunnya. Pembuatan rubber airbag ini juga untuk memperkuat Indonesia sebagai negara maritim dunia dengan jumlah kapal sekitar 12.047 buah.
Penyerapan ini akan melengkapi pengolahan barang karet yang sebelumnya dibuat untuk ban mobil/truk/bus, belt conveyer, benang karet, dock fender, dan lainnya, yang hanya menyerap 660 ribu ton atau 15% dari produk karet yang dihasilkan di Indonesia yang mencapai 3,6 juta ton.
Lahirnya rubber airbag buatan Indonesia disambut positif oleh Ketua Ikatan Perusahaan Industri Kapal Indonesia Eddy Kurniawan. “Harganya tentu lebih murah ketimbang impor.”
Menurut Eddy, ada kelebihan membeli rubber airbag dalam negeri, yakni adanya layanan yang diberikan setelah penjualan. (Nurul Hidayah/N-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved