Kamis 04 April 2019, 21:40 WIB

ASEAN Susun Rencana Kerja Cegah Radikalisasi dan Ekstremisme

Antara | Nusantara
ASEAN Susun Rencana Kerja Cegah Radikalisasi dan Ekstremisme

Ist
Kepala BNPT Suhardi Alius di Bali

 

BADAN Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Kedeputian Bidang Kerja Sama Internasional Direktorat Kerja Sama Regional dan Multilateral mengadakan pertemuan 'ASEAN Cross-Sectoral and Cross-Pillar' untuk penyusunan rencana kerja (work plan) 'ASEAN Plan of Action to Prevent and Counter the Rise of Radicalisation and Violent Extremism (ASEAN PoA P/CVE) 2018-2025' guna mencegah radikalisasi dan ekstremisme kekerasan di Bali, 4-5 April 2019.
 
"Acara ini dihadiri seluruh anggota ASEAN, sehingga kita dapat membuat work plan bagaimana kita menghadapi kawasan-kawasan yang berkaitan dengan masalah violent extremism bersama-sama. Karena tidak mungkin kita mengatasi sendiri, tetapi harus bersama sama secara bilateral, regional (ASEAN) dan multilateral secara global (PBB)," kata Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius, saat membuka kegiatan itu di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (4/4).

Pertemuan di Bali yang merupakan inisiatif Indonesia itu bertujuan menyusun rencana kerja ASEAN PoA P/CVE 2018-2025 guna menindaklanjuti pertemuan ke-12 pada Oktober 2018, yakni ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (AMMTC) yang telah menyetujui ASEAN PoA P/CVE 2018-2025 yang antara lain meminta SOMTC Working Group on Counter Terrorism untuk segera menyusun dan menyerahkan rencana kerja dimaksud kepada SOMTC dan AMMTC.    

"Agenda utama pertemuan ini adalah membahas draf work plan yang telah disusun SOMTC Indonesia. Salah satu usulan Indonesia terkait work plan yang perlu mendapatkan respons peserta pertemuan adalah perlunya pembentukan mekanisme monitoring dan evaluasi pelaksanaan work plan melalui Multi-Sectoral Task Force (MTF) di bawah koordinasi SOMTC Working Group on CT dan Sekretariat ASEAN," katanya.

Suhardi mengungkapkan beberapa cara inovatif yang dilakukan Pemerintah Indonesia melalui BNPT untuk mengatasi masalah munculnya radikalisasi dan ekstremisme kekerasan yang mengarah pada terorisme dengan memanfaatkan pendekatan lunak (soft approach).    

"Berbagai upaya pencegahan yang dilakukan BNPT sebagai hasil kolaborasi dengan semua pihak, antara lain sinergi 36  kementerian/lembaga, pembentukan FKPT di 32 provinsi yang terdiri atas wakil pemerintah dan non-pemerintah, silaturahmi kebangsaan
mantan teroris dan korban, pembangunan dua pesantren binaan mantan napi terorisme, membentuk duta damai 816 generasi milenial di 13 provinsi, membentuk pusat media damai, program campus to campus, program pemberdayaan masyarakat," katanya.


Baca juga: Generasi Muda Diminta Lawan Hoaks dengan Kreativitas


Sementara itu, Deputy Mission Director USAID-Indonesia, Ryan Washburn, mengatakan, negara-negara ASEAN telah mengambil langkah saling berbagi informasi dan teknologi untuk menangkal terorisme. Indonesia pun telah menjadi salah satu pemimpin global dalam upaya melawan terorisme.    

Melalui USAID, Pemerintah AS sebagai mitra dialog ASEAN mendorong kelanjutan kerja sama yang selama ini telah dilakukan serta  mendukung adanya pengembangan program terkait kontra-radikalisasi dan tindakan preventif radikalisme maupun violent extremism, termasuk membangun kepercayaan dan penguatan kerja sama antar-komunitas atau organisasi terkait.

Washburn mengaku bangga menjadi mitra Indonesia dalam kegiatan ini. Ia beranggapan bahwa sebagai pemimpin dalam kelompok kerja ini, Indonesia memiliki kepemimpinan unggul dan memiliki banyak pengalaman yang dapat dibagi kepada negara anggota ASEAN lainnya dalam mengatasi radikalisme dan terorisme sehingga ke depannya, hasil dalam working group ini dapat diimplementasikan pada skala regional.

Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama dari tiga pertemuan ASEAN Cross-Sectoral and Cross-Pillar yang akan diselenggarakan Indonesia bekerja sama dengan Prospect. Pertemuan kedua akan diadakan di Surabaya pada Agustus 2019, lalu pertemuan ketiga  direncanakan di Bangkok pada September 2019.   

"Pertemuan ketiga akan didedikasikan sebagai pertemuan antara ASEAN dengan mitra dialog dan kelompok masyarakat sipil untuk mengenalkan work plan sekaligus mendorong pihak-pihak di luar ASEAN tersebut untuk turut mendukung implementasinya," kata Direktur Kerja Sama Regional dan Multilateral BNPT, Andhika Chrisnayudhanto.   

Acara ini diikuti wakil dari seluruh SOMTC ASEAN dan badan-badan sektoral ASEAN lainnya dari tiga pilar komunitas ASEAN, yaitu ACMW, ACW, ACWC, AICHR, ASLOM, DGICM, SLOM, SOMED, SOMSWD, SOMY, serta lembaga-lembaga ASEAN seperti AIPR, ASEAN Foundation, AUN, dan Sekretariat ASEAN.    

Pertemuan ASEAN PoA P/CVE 2018-2025 juga menghadirkan para pembicara dari agensi PBB seperti UNODC dan UNOCT, lalu kementerian/lembaga terkait yang turut mendukung SOMTC-Indonesia, yakni Kementerian Luar Negeri, Polri, dan BNPT. (Ant/OL-1)

 

Baca Juga

Dok. BSKDN Kemendagri

BSKDN Kemendagri Minta Pemprov Sulut Kembangkan Brand Lokal Berbasis Inovasi Potensi Daerah

👤Ghani Nurcahyadi 🕔Rabu 29 Maret 2023, 23:50 WIB
Melalui pemanfaatan itu, Pemda dapat memiliki jenama atau brand tersendiri dan menjadi keunggulan dari daerah...
Dok. Srikandi Ganjar

Srikandi Ganjar Sumsel Gelar Pelatihan Hias Cupcake untuk Milenial Palembang

👤Mediaindonesia.com 🕔Rabu 29 Maret 2023, 23:42 WIB
"Melalui kegiatan ini kami ingin mengembangkan kreativitas dalam diri milenial melalui Cupcake Decorating dengan bentuk yang menarik,...
Dok. Mak Ganjar

Mak Ganjar Jambi Adakan Kelas Memasak Takjil Bareng Ibu-Ibu

👤Mediaindonesia.com 🕔Rabu 29 Maret 2023, 23:24 WIB
"Kami membuat kegiatan yang bermanfaat di Ramadan ini. Jadilah, kegiatan keterampilan cooking class membuat ketan mangga, yang...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

Berita Terkini

Selengkapnya

Top Tags

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya