Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Sampah Bisa Rusak Citra Pariwisata Jogja

Ardi Teristi Hardi
28/3/2019 17:30
Sampah Bisa Rusak Citra Pariwisata Jogja
Pemulung mengawasi ratusan ekor sapi yang sedang memakan sampah di Tempat Pembuang an Sampah Terpadu (TPST) Dusun Nga blak, Desa Sitimulyo,(MI/Ardi Teristi Hardi)

LIMA hari sudah, sejak Minggu (24/3), Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPS) Piyungan, Kabupaten Bantul ditutup oleh warga. Sampah di Kabupaten Bantul dan Sleman serta Kota Yogyakarta tidak dapat diangkut ke TPST Piyungan. Citra Pariwisata Jogja pun bisa rusak karena sampah.

Tempat pembuangan sampah (TPS) di Kampung Pengok, Kota Yogyakarta, misalnya, yang sudah dipenuhi sampah. TPS tersebut hanya berjarak kurang dari 50 meter dari kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta.

Truk sampah diparkir di depan TPS. Selain itu, sebuah spanduk berwarna kuning dengan tulisan huruf kapital "DILARANG BUANG SAMPAH DI SINI". Spanduk tersebut berinisial Warga Kampung Pengok.

Subekti, 66, warga sekitar mengatakan, spanduk tersebut dipasang, Rabu (27/3) malam, oleh warga. Jika tidak dipasang spanduk tersebut, warga akan tetap buang sampah di tempat tersebut dan sampah bakal meluap hingga badan  jalan.

Walau TPS penuh, bau sampah di tempat tersebut tidak terlalu tercium. 

"Tadi sudah dibersihkan lindinya dan disemprot biar tidak bau oleh petugas (DLH Kota Yogyakarta)," kata Subekti.

Ia berharap, sampah di TPS tersebut bisa diambil dan dibuang ke TPST Piyungan. 

"Kuncinya di TPST Piyungan. Kalau di TPST Piyungan tidak segera  dibuka, sampah di TPS juga tidak diangkut," kata dia.

Citra pariwisata
Tumpukan sampah yang ada saat ini, kata Ketua Perkumpulan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) DIY, Istijab Danunagoro, dapat berdampak pada citra pariwisata di DIY.

"Image-nya negatif karena Yogya kotor - sampah bertumpuk tidak terangkat dan kesan kota tidak higienis," kata dia.

Bagi hotel dan restoran, penutupan sampah bisa berdampak buruk. Sampahnya tidak terangkut menimbulkan bau tidak sedap dan berdampak buruk terhadap tamu-tamunya sehingga bisa-bisa memperpendek lama tinggal, bahkan tidak mau kembali ke Jogja.

"PHRI berharap agar Pemda DIY mencarikan TPST yang baru yang tidak ada penolakan warga," kata dia.

Anggata Komisi C DPRD DIY, Huda Trl Yudian menilai, masalah utama TPST Piyungan adalah tidak adanya proses pemusnahan sampah yang dilakukan. Sampah dari seluruh DIY dalam jumlah ratusan truk per hari hanya ditumpuk dan diurug dengan tanah, tanpa ada upaya pemusnahan. 

Kondisi ini dipastikan akan membuat tempat tersebut menjadi gunung sampah dengan berbagai permasalahannya.

"Secara perhitungan kapasitas TPST Piyungan sudah overload, sulit untuk ditambah Iagi apalagi dalam waktu panjang," kata dia.

 

Baca juga: Sampah Tidak Diangkut, TPS Dekat Rumah Sultan di Ditutup

 

Pengelolaan tanpa pemusnahan seperti saat ini akan menjadi bom waktu yang sudah mulai terasa saat ini. Di antara masalah sampah yang tidak dimusnahkan adalah bau menyengat, sumber penyakit, pencemaran lingkungan, dan gangguan ketentraman masyarakat.

"Teknologi pemusnahan sampah harus segera diterapkan di TPST Piyungan," kata dia. 

Teknologi ini sangat banyak dan beragam dari dalam dan luar negeri sudah tersedia. Hanya perlu keberanian dan kemauan keras pemerintah DIY saja untuk segera memilih rekanan yang mampu dan sanggup memusnahkan sampah dengan biaya (tipping fee) paling rendah. 

Bahkan, ada yang sanggup melakukan pemusnahan sampah di TPST Piyungan tanpa biaya rutin dari pemerintah dan hanya membutuhkan kejelasan bentuk kerja sama antara pemerintah dan badan usaha.

Menurut dia, pemusnahan sampah jika tidak dikerjasamakan dengan pihak ketiga akan sangat mahal bagi pemerintah karena berdasarkan studi yang sudah dilakukan Pemda DIY pemusnahan ini membutuhkan biaya investasi ratusan miliar dan biaya rutin puluhan miliar per tahun. Berkaca dari daerah Iain seperti Surabaya dan DKI Jakarta misalnya, pemusnahan ini membutuhkan biaya sangat besar.

Sebelum solusi permanen pemusnahan sampah di TPST Piyungan dilakukan, ia mendesak agar tuntutan masyarakat di sekitar TPST piyungan dipenuhi sesegera mungkin dengan menggunakan anggaran yang sudah ada dan terkait TPST Piyungan, agar operasional pengambilan sampah dari seluruh DIY bisa berjalan kembali. 

"Singkatnya, tuntutan warga segera dipenuhi, dan dicari solusi sementara sampai satu setengah tahun kedepan. Seraya itu proses kerja sama dengan rekanan untuk pemusnahan sampah diprioritaskan agar ada solusi permanen," kata dia.

Sebelumnya, juru bicara warga yang memblokade TPST Piyungan, Maryono mengatakan, warga telah menyampaikan beberapa tuntutan, yaitu memperbaiki akses jalan menuju dermaga, tempat truk membuang sampah, dan ada kompensasi bagi warga di sekitar TPST Piyungan. TPST Piyungan bisa dibuka kembali jika proses pengurugan telah selesai pada Jumat. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya