Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ratu Kalinyamat Usir Portugis

Akhmad Safuan
27/3/2019 10:00
Ratu Kalinyamat Usir Portugis
Seminar Regional Menghidupkan Kembali Gagasan Menjadikan Ratu Kalinyamat Sebagai Pahlawan Nasional digelar di Hotel Aston Inn Semarang Selas(MI/Akhmad Safuan)

Tinjauan kepahlawanan Ratu Kalinyamat menunjukkan titik terang, selain adanya banyak bukti sekunder juga diperkuat bukti primer sebagai penguat perjuangan ratu perempuan dari Jepara ini.

Langkah yang dilakukan Yayasan Dharma Bakti Lestari, Yayasan Lembayung, Yayasan Sultan Hadlirin, Lesbumi, Research Center Media Group untuk menghidupkan kembali gagasan menjadikan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional mulai menemukan pijakan historis dan faktualnya.

Dalam seminar regional yang diadakan di Hotel Aston Inn Semarang, kemarin, bukti primer perjuangan Ratu Kalinyamat terkuak setelah beberapa pembicara seperti Prof Ratno Lukito, Dr Irwansyah, Dr Connie Rahakundini Bakrie, Dr Bambang Budi Utomo, Prof Djoko Suryo serta Dr Alamsyah membeberkan satu per satu bukti.

Bukti primer yang selama ini dicari disampaikan Ratno Lukito yang memaparkan jejak literasi bahwa Ratu Kalinyamat tersebut betul berkarya melampaui zamannya. Itu didukung dengan adanya temuan tulisan yang hingga kini masih tersimpan di Portugal.

"De Asia yang ditulis De Conto telah menunjukkan keberadaan Jepara saat Ratu Kalinyamat berkuasa, serta buku Suma Oriental yang ditulis Tome Pires pada tahun mendekati kekuasaan Ratu Kalinyamat tersebut."

Connie Rahakundini Bakrie menambahkan bukti perjuangan Ratu Kalinyamat sangat kuat. Selain membangun armada perang yang besar pada masa itu, juga menjalin hubungan bilateral dengan negara-negara Asia untuk bersama-sama memerangi penjajah Portugis yang cukup kuat.

Baca juga: Ziarah Sandiaga ke Makam KH. Ahmad Dahlan Dinilai Bermotif Politi

Sembari menunjukkan gambar kekuatan Portugis masa itu, Connie mengatakan, langkah yang diambil Ratu Kali-nyamat sangat berani bahkan sampai tiga kali melakukan penyerbuan ke basis benteng Portugis.

"Bisa terbayangkan bagaimana saat itu Abad XVI dalam waktu singkat Ratu Kalinyamat membangun ratusan kapal besar berkapasitas 400 ton yang mampu mengangkut 1.000 pasukan per kapal."

Ratu Kalinyamat dalam menghimpun kekuatan pasukan laut, lanjut Connie, membuktikan diri sebagai perempuan pelopor kemaritiman yang dapat mengilhami kondisi saat ini.

Tinjauan arkeologi

Pembicara dari Pusat Penelitian Arkeolog Nasional Bambang Budi Utomo memaparkan tinjauan arkeologi keberadaan cucu pendiri Kerajaan Demak Raden Patah tersebut ada di Jepara. Itu bisa dilihat dari mulai sisa puing keraton Kalinyamat di Jepara yang kini masih ada, juga bukti siar Islam di daerah itu berupa Masjid Mantingan yang kini masih berdiri megah menjadi sarana ibadah.

Kekhasan bangunan masjid yang dipenuhi batu berukir, lanjut Bambang, juga menunjukkan toleransi yang tinggi Islam ketika masuk ke Jawa dan tidak dengan kekerasan atau perang dengan agama yang sudah lebih dahulu ada.

Pembicara lain Djoko Suryo mengungkapkan tinjauan historis keberadaan Ratu Kalinyamat itu baik melalui cerita tutur, literasi maupun arkeologi, sehingga dapat ditemukan jenis kepahlawanannya untuk diajukan hingga ditetapkan sebagai pahlawan nasional.(N-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya