Headline
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Gaikindo membeberkan penyusutan penjualan mobil di Tanah Air.
Pemilih di Nusa Tenggara Timur (NTT) masih mengalami kesulitan membuka dan melipat kembali surat suara calon anggota legislatif setelah dicoblos. Kesulitan timbul karena ukuran surat suara caleg yang relatif lebar dan di sisi lain ukuran bilik suara kecil.
Adanya kesulitan yang terlihat saat simulasi pencoblosan, menurut anggota Komisi Pemilihan Umum Nusa Tenggara Timur, Yosafat Koli, ditemukan di sejumlah lokasi. "Karena ukuran surat suara yang besar proses membuka, mencoblos, dan melipat kembali surat suara membutuhkan waktu lama untuk setiap pemilih," ujarnya.
Simulasi pencoblosan dan penghitungan surat suara pileg dan pilpres juga dilaksanakan KPUD Cianjur, Jawa Barat, dalam dua hari terakhir, kemarin. Ratusan pemilih serta anggota KPPS dan PPS tampak dalam simulasi ini.
Baca juga: Dua Fasilitator Desa asal NTT Dikirim Belajar ke India
Ika Zulpiyanti, pemilih pemula mengaku kesulitan saat melipat surat suara seusai dicoblos. Namun, dia merasa sangat terbantu dengan adanya simulasi sehingga bisa menjadi pengalaman untuk melakukan pencoblosan pada pemilu yang sesungguhnya.
Ketua KPUD Cianjur Hilman Wahyudi menjelaskan, dari hasil simulasi rata-rata setiap pemilih membutuhkan waktu sekitar 4 menit, mulai pendaftaran hingga selesai memasukkan surat suara ke dalam kotak suara.
Selain itu, jika menghitung waktu dalam pemungutan suara yang dimulai dari pukul 07.00 WIB diprediksi akan berlangsung hingga tengah malam. "Simulasi ini dilakukan untuk menakar berbagai kelemahan yang kemungkinan bisa saja terjadi sehingga dapat ditangani senyatanya pada Pemilu 17 April," ujar Hilman.
Perkuat petugas
Ada kekhawatiran proses pencoblosan dan penghitungan surat suara dengan ukuran yang besar itu akan berimbas pada limit waktu dibutuhkan sehingga berpotensi molor. Jika ini terjadi, pelaksanaan pemungutan suara tidak sesuai dengan ketentuan KPU dan bisa berdampak hukum.
Untuk menepis kekhawatiran tersebut, KPU Kalimantan Tengah, misalnya segera memperkuat pengetahuan Petugas Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS) melalui bimbingan teknik. Tujuannya agar para petugas lebih fokus dan mengerti mengenai tugas dan tanggung jawabnya.
Ketua KPU Provinsi Kalteng Harmain Ibrohim mengatakan, pihaknya hanya perlu memperkuat pengetahuan para petugas bahwa pemilu kali ini agak berbeda terutama dengan waktu yang diperkirakan hingga pukul 22.00.
Komisioner KPU NTT Yosafat menambahkan, pihaknya akan mengeluarkan petunjuk pencoblosan secara cepat. "Kami segera membuat video petunjuk melipat surat suara secara cepat untuk disebarkan ke masyarakat," ujarnya di Kupang.
Dia berharap dengan adanya video tersebut, saat pemungutan suara tidak ada surat suara yang rusak dan efisien. KPU khawatir pemilih mencoblos sebelum membuka penuh surat suara. Pemilih diminta tidak membuka sekaligus lima surat suara. "Buka satu suara dulu dan coblos, kemudian lipat kembali, baru buka surat suara lainnya," pungkasnya.
Evaluasi simulasi pencoblosan juga tengah dilakukan KPU Kota Cirebon. Untuk itu, bimbingan teknis akan dilakukan lebih dari dua kali. Komisioner KPU Kota Cirebon, Dedi Haerudi, menjelaskan hasil evaluasi tersebut akan dijadikan bahan untuk perbaikan pelaksanaan Pemilu 17 April. Saat ditanyakan hal yang paling penting untuk diperbaiki, Dedi mengungkapkan semua saling terkait dan butuh perbaikan. (SS/ULN-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved