Headline

Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.

Pemulihan Sentani Dipercepat

Jhon Lewar
24/3/2019 09:20
Pemulihan Sentani Dipercepat
HARI KE TUJUH PASCABANJIR BANDANG SENTANI: Petugas Basarnas melintas di atas aliran sungai ketika mencari korban di Kampung Hinekomba, Sentani, Jayapura, Papua, Sabtu (23/3/2019)(ANTARA/Zabur Karuru)

PALANG Merah Indonesia terus mengupayakan dan memberikan dukungan untuk mempercepat penanggulangan bencana banjir bandang di Sentani dan beberapa distrik di Papua. Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi (rakor) PMI bersama jajaran Pemprov Papua dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua di Aula Gedung PMI Provinsi Papua, kemarin.

"Kami melakukan rakor membahas upaya percepatan penanganan dalam mendukung rencana operasi pelayanan PMI dalam masa tanggap darurat bencana banjir bandang," kata Kepala Markas PMI Pusat, Sunarbowo Sandi, seperti dikutip Antara, kemarin.

Dalam waktu dekat PMI fokus memaksimalkan pelayanan kesehatan, distribusi air bersih, water sanitation and hygiene, logistik serta pendampingan program dukungan psikososial.

Dalam rakor tersebut PMI juga membahas upaya membantu warga Nduga yang mengungsi akibat konflik. Saat ini banyak warga Nduga mengungsi di beberapa wilayah, seperti Wamena, Timika, dan Tiom.

Pada kesempatan berbeda, Sekda Provinsi Papua, Emanuel Adopehan Heri Dosinaen, menyarankan pengerukan Danau Sentani akibat pendangkalan di sejumlah titik. "Pengerukan di sejumlah titik atau muara sungai ini supaya airnya bisa menurun," kata Emanuel di Jayapura.

Baca Juga : Pemerintah Prioritaskan Pemulihan 15 Danau

Pengerukan ini juga harus mempertimbangkan aspek lingkungan. Usulan pengerukan ini ditanggapi Bupati Jayapura, Mathius Awaitaouw, yang menyatakan pengerukan itu masih perlu dilakukan studi lebih lanjut. Termasuk menyangkut amdal.

"Yang terpenting adalah bagaimana memperhatikan masyarakat di pesisir Danau Sentani. Mereka harus diperhatikan mulai dari penampungan dan lainnya," kata Mathius.

Danau Sentani merupakan danau terbesar di Kabupaten Jayapura. Pada waktu banjir bandang sepekan lalu, air dari beberapa sungai yang bermuara di Cagar Alam Cycloop ini meluap dan membanjiri sekitar 20 kampung dengan ketinggian sekitar 2 meter di pesisir danau. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua, tercatat 105 orang meninggal dan 3.401 orang atau 855 kepala keluarga mengungsi.

Pemkab Jayapura hingga kini terus menyalurkan bantuan logistik untuk warga terdampak banjir bandang. Anggaran sebesar Rp6 miliar telah dikeluarkan untuk penanganan bencana.

Perpanjang tanggap darurat

Masih terkait dengan bencana banjir, dari Nusa Tenggara Timur, BPBD Kabupaten Manggarai Barat memperpanjang masa tanggap darurat banjir dan longsor yang terjadi pada 7 Maret lalu. Perpanjangan masa tanggap darurat ini karena masih ada rumah warga yang terendam banjir.

Sebelumnya masa tanggap darurat dari 8-21 Maret. Menurut Kepala BPBD Kabupaten Manggarai Barat, masa tanggap darurat diperpanjang hingga 28 Maret berdasarkan laporan terkini hasil analisis cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Komodo Manggarai Barat.

Bencana longsor juga terjadi di Desa Manalu Dolok, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatra Utara. Polres Tapanuli Utara menyatakan satu orang tewas, satu luka berat, dan dua luka ringan akibat tertimbun longsor. Korban tewas bernama Yapet Sinaga, 25, penduduk Tiga Dolok, Kabupaten Simalungun.

Menurut Kasubbag Humas Polres Tapanuli Utara, Aiptu Sutomo M Simaremare, empat korban longsor merupakan karyawan PT Hutama Karya yang sedang melakukan survei pembentukan kemiringan galian pada proyek pembangkit listrik mikrohidro. (JH/AT/N-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya