Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PENGEMBANGAN Bandara Juanda di Kabupaten Sidoarjo akan berdampak pada operasi dan latihan pesawat militer milik Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal). Sebab, dengan dikembangkannya bandara, frekuensi penerbangan pesawat komersial semakin padat.
Di tahun ini, terminal 1 Bandara Juanda akan dikembangkan dan otomatis meningkatkan frekuensi penerbangan pesawat komersial. Peningkatan frekuensi penerbangan pesawat komersial akan mengganggu jadwal latihan pesawat militer milik Puspenerbal.
Di sisi lain, pengembangan bandara juga akan memakan lahan yang biasa digunakan untuk operasional latihan TNI AL. Sehingga, juga akan mengurangi sarana dan prasarana latihan prajurit TNI AL.
"Saat ini saja traffic airlines sudah sangat padat, kita sudah banyak mengurangi waktu latihan. Sehingga dengan pengembangan bandara ini, kita akan semakin mengurangi sarana dan prasarana latihan," kata Kepala Puspenerbal Laksamana Pertama Dwika Tjahja Setiawan, Rabu (27/2).
Menurutnya, apabila jadwal latihan penerbangan dikurangi akan berdampak pada kemampuan penerbang pesawat militer. Padahal keberadaan Puspenerbal ini untuk menjaga pertahanan dan keamanan negara dari serangan musuh.
Baca juga: Terminal 1 Bandara Juanda Mulai Diperluas Tahun Ini
Sementara itu, Komandan Lantamal V Surabaya Laksamana Pertama Edwin meminta semua pihak duduk bersama terkait pengembangan Bandara Juanda. Hal ini dimaksudkan untuk bisa mengakomodir dua kepentingan sekaligus yaitu kepentingan pertahanan dan keamanan negara serta kepentingan kemajuan ekonomi.
"Bandara Juanda adalah Pangkalan Udara Penerbangan bagi Angkatan Laut dan ini satu-satunya di Indonesia yang memiliki fasilitas lengkap saat ini," ujar Edwin.
Pihak kementerian perhubungan yang akan melakukan pengembangan bandara ternyata juga tidak membuat surat tembusan kepada Puspenerbal atau pihak Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda. Padahal sebagian lahan Bandara Juanda milik TNI AL. Termasuk untuk pengembangan bandara, sebagian masih menggunakan lahan TNI AL.
Seperti diketahui, tahun ini, PT Angkasa Pura 1 akan mengembangkan terminal 1 Bandara Juanda. Pada tahap pertama, bangunan terminal 1 akan diperluas ke arah timur seluas 29 ribu meter persegi. Sehingga, total luasan menjadi 91,7 ribu meter persegi dengan kapasitas 8,77 juta penumpang per tahun.
Sementara pengembangan terminal 1 tahap dua akan diperluas ke arah barat seluas 45,5 ribu meter persegi. Sehingga secara keseluruhan, kapasitas terminal 1 akan menjadi 15,17 juta penumpang per tahun dengan luas 132.700 meter persegi.
Data tahun 2018, jumlah penumpang di Bandara Juanda terminal 1 dan 2 mencapai 20,9 juta orang. Angka tersebut naik 4,11% dibandingkan tahun 2017. Sementara tahun 2019, jumlah penumpang diprediksi 21,9 juta orang.(OL-5)
Bandara IGA Istanbul, yang dibuka tahun 2018, dinyatakan sebagai bandara dengan konektivitas terbaik di dunia, menurut data dari firma analisis penerbangan Cirium.
Sheraton Jakarta Soekarno Hatta mudah diakses melalui jalan raya bandara dan Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta, menuju dan dari pusat kota Jakarta.
Studi Kepuasan Bandara Amerika Utara 2024 dari JD Power menunjukkan Bandara Internasional Minneapolis-Saint Paul (MSP) adalah yang paling memuaskan di kategori bandara besar.
Kementerian Perhubungan menyebut ada 287 bandar udara (bandara) di Indonesia pada 2021, namun tidak semuanya aktif.
Novotel Ibis Yogyakarta International Airport (YIA) Kulon Progo telah berhasil menarik perhatian para wisatawan sebagai salah satu akomodasi paling nyaman.
Di hari pertama beroperasi penuh, BIJB Kertajati sudah melayani hingga 20 penerbangan domestik maupun internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved