DINAS Pariwisata Provinsi Riau mengadukan persoalan tiket mahal, bagasi berbayar, dan kenaikan biaya kargo penerbangan kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya. Selain berdampak terhadap pariwisata nasional, kenaikan harga tiket dan bagasi berbayar juga mengguncang industri wisata di Riau.
"Kami sudah laporkan persoalan ini (tiket mahal) ke Menteri Pariwisata. Saat ini sudah sampai ke meja Presiden dan dalam waktu dekat akan diputuskan solusi terbaiknya," kata Kepala Dinas Pariwisata Riau Fahmizal Usman kepada Media Indonesia di Pekanbaru, Rabu (13/2).
Fahmi menjelaskan, sesuai dengan permintaan asosiasi wisata, ekspedisi, dan UMKM menuntut adanya normalisasi harga tiket pesawat, bagasi berbayar, dan biaya kargo. Informasi terbaru saat ini, pemerintah telah memanggil Pertamina untuk mengupayakan penurunan harga avtur yang menjadi salah satu komponen penyebab kenaikan harga tiket.
"Jadi dampaknya menyeluruh se-Indonesia. Terutama terhadap wisatawan nusantara atau domestik. Berbeda dengan wisatawan asing yang tidak terlalu berpengaruh," jelas Fahmi.
Baca juga: 18 Perusahaan Kurir di Sumatera Tutup Karena Tiket Pesawat Mahal
Dia mengungkapkan, kunjungan wisatawan asing yang langsung dari negara asalnya tidak mengalami penurunan. Berbeda dengan kunjungan domestik yang paling banyak mengalami pembatalan.
"Saya tidak ingat angkanya tapi kunjungan wisatawan asing lewat Air Asia tetap bagus. Biasanya dari Kuala Lumpur Malaysia langsung ke Riau," imbuhnya.
Selain itu, untuk mengatasi situasi terpuruknya sektor wisata khususnya wisatawan domestik dari jalur udara, Dinas Pariwisata Riau melakukan sejumlah strategi. Di antaranya mengoptimalisasi pintu jalur laut cross border di Riau. Kemudian menjaring arus wisatawan jalur darat dari daerah tetangga dengan menawarkan paket wisata kuliner dan pusat perbelanjaan di Riau.
"Kita optimalisasi jalur laut lewat tiga pintu cross border yaitu Dumai, Bengkalis, dan Meranti yang berbatasan dengan Malaysia. Jadi langsung dari Malaysia masuk ke Riau mengikuti kegiatan perang air di Meranti kemarin," ungkap Fahmi.
Sedangkan arus wisatawan dari provinsi tetangga seperti Sumatra Utara, Sumatra Barat, dan Jambi dapat menuju ke Riau untuk menikmati wisata belanja dan kuliner.
"Karena Pekanbaru ini sekarang nomor satu pusat perbelanjaan dan kuliner di Sumatra. Karena itu kawan-kawan di asosiasi kita minta tawarkan paket wisata ini. Hasilnya sekarang sudah bisa dilihat banyak bus-bus wisata berhenti di Mall kita," pungkasnya.(OL-5)